Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan adanya Desa Mandiri Energi mencapai 2.000 desa pada akhir masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) pada 2009, kata Menteri ESDM, Pornomo Yusgiantoro. "Presiden Yudhoyono meminta, agar jumlah Desa Mandiri Energi untuk tahun ini ditingkatkan menjadi 200 desa dari saat ini 140 desa, dan pada akhir masa kabinet ditingkatkan menjadi 2.000 desa," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM) di Kantor Kepresidenan Jakarta, Rabu, seusai rapat terbatas dengan Presiden. Desa Mandiri Energi adalah desa yang dapat menyediakan energi bagi desa itu sendiri, sehingga bisa membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan menciptakan kegiatan-kegiatan produktif. Selama ini, Desa Mandiri Energi terdiri dari dua jenis, yaitu desa yang dikembangkan dari non-bahan bakar nabati, seperti yang menggunakan mikrohidro, tenaga surya dan atau biogas; selain itu desa yang menggunakan bahan bakar nabati layaknya biofuel. "Dari 2.000 desa itu, masing-masing 1.000 desa untuk setiap jenisnya," ujar Purnomo. Di Indonesia saat ini terdapat 100 Desa Mandiri Energi berbahan bakar non-nabati di 81 kabupaten, dan 40 Desa Mandiri Energi yang menggunakan bahan bakar nabati, serta kesemuanya merupakan binaan tujuh departemen, yaitu Departemen ESDM, Pertanian, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Negara Daerah Tertinggal, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Departemen Kelautan. Oleh karena itu, lanjut dia, Presiden Yudhoyono telah meminta seluruh departemen terkait untuk menghitung kembali kebutuhan dananya dan mengkoordinasikannya dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan Menko Perekonomian. Purnomo menekankan bahwa Desa Mandiri Energi bukan desa tertinggal, melainkan desa yang diharapkan bisa mandiri secara energi, dan menjual kelebihan energinya ke pihak lain. "Tujuan pengembangan Desa Mandiri Energi ada beberapa, yang terutama adalah pengurangan kemiskinan dan membuka lapangan kerja, kalau bisa sampai akhir kabinet dapat mengurangi pengangguran hingga satu juta orang, maka mengurangi kemiskinan. Di samping juga untuk menyubstitusi bahan bakar minyak," katanya. Ia mengemukakan, di Indonesia terdapat 70.000 desa, yang 45 persen diantaranya desa tertinggal. Menurut Purnomo, dari tujuh departemen pendamping Desa Mandiri Energi, kebanyakan yang dikembangkan adalah pembudidayaan pohon jarak sebagai pagar untuk bahan biofuel, karena dari segi ekonomi menguntungkan dan cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Dia juga mengatakan, tiap departemen akan memiliki spesifikasi desa binaan masing-masing, misalnya Departemen Kelautan akan membina desa nelayan, sedangkan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi membina desa transmigrasi. Pekan depan, Presiden Yudhoyono dijadwalkan meninjau secara langsung Desa Mandiri Energi yang mengembangkan bahan bakar nabati untuk mencukupi kebutuhan energinya dan menjual kelebihannya ke pabrik gula, yaitu Desa Tanjung Harjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, demikian Purnomo Yusgiantoro. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007