Jakarta (ANTARA News) - Upaya para pemimpin dunia berkumpul di Paris dalam Konferensi Perubahan Iklim atau COP (Conference of Parties) 21 untuk menjadikan bumi lebih nyaman dihuni perlu dibarengi dengan kontribusi nyata dari masyarakat, kata mantan penyanyi cilik Tasya Kamila yang aktif bergerak di lingkungan hidup.

Duta Lingkungan Hidup lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

"Banyak sekali, mulai dari hemat listrik, hemat air, hemat energi, hemat BBM sampai menanam pohon," kata Tasya saat dihubungi Antara News, Kamis.

Setiap keluar rumah, dia mengingatkan agar setiap orang tak lupa mematikan lampu dan mencabut setiap colokan listrik yang tak terpakai dari soket. Memilih bohlam lampu yang hemat listrik juga merupakan aksi ramah lingkungan. Mandi pun tak perlu berlama-lama, cukup memakai air seperlunya.

"Nggak perlu kelamaan nyanyi-nyanyi di shower," candanya.

Bila memiliki pekarangan luas, kata Tasya, tanamilah dengan tumbuh-tumbuhan seperti pohon. Luas halaman yang sempit dapat diakali dengan menanam tumbuhan dengan pot atau lewat cara hidroponik. Sementara, hemat bahan bakar dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.

"Kalau cuma ke warung atau mini market dekat rumah jalan kaki saja atau naik sepeda," ujar Tasya.

Saat berbelanja, Tasya juga mengurangi pemakaian plastik dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah. Bila ke luar rumah, dia memilih membawa botol minum sendiri demi mengurangi pemakaian botol kemasan.

Saat ini, dara berusia 22 tahun itu sedang merintis yayasan Green Movement Indonesia yang bertujuan menyebarkan pendidikan lingkungan hidup. "Kalau hanya satu aksi, tidak akan berpengaruh. Tapi aksi kolektif dari banyak orang pasti berdampak besar untuk lingkungan," papar Tasya mengenai tujuan yayasan tersebut.

Awal 2016, yayasan tersebut akan datang ke sebuah SMP untuk menyebarkan cinta lingkungan hidup pada murid-murid. Mereka juga akan diajak untuk menanam pohon. "Siapa yang pohonnya bisa tumbuh dengan bagus akan dapat nilai tambah dari sekolah," imbuh dia.

Rencananya, pertengahan tahun depan Tasya akan meneruskan kuliah S2 jurusan administrasi publik atau kebijakan publik di Amerika Serikat.

"Sekarang masih kursus dan les persiapan untuk S2," ujar penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) angkatan ke-50 itu.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2015