Berlin, Jerman (ANTARA News) - Bisnis perjalanan di Eropa tetap bertahan meskipun adanya serangan pada bulan lalu di Paris, dengan hanya sebagian kecil pembeli paket wisata yang membatalkan perjalanannya, menurut sebuah survei yang diterbitkan pada Kamis.

Maskapai dan perusahaan teknologi perjalanan mengatakan pembelian tiket penerbangan menurun segera setelah kejadian 13 November silam yang menewaskan 130 orang, namun para analis mengatakan penurunan tersebut dilakukan oleh mereka yang bepergian untuk kesenangan, yang lebih sensitif terhadap keamanan, lapor Reuters.

Asosiasi Bisnis Perjalanan Global (GBTA) mengatakan bahwa survei pembeli wisata mereka menunjukkan 79 persen di antaranya merupakan pelaku bisnis di Eropa yang percaya bahwa penting untuk terus bepergian ke Eropa seperti biasanya meskipun adanya aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini.

Dari mereka yang diwawancarai, hanya 1 persen yang mengatakan mereka telah menunda sementara perjalanannya ke Eropa, sementara 47 persen mengatakan tidak ada perubahan dan 26 persen dari mereka mengatakan perjalanan perusahaan mereka di Eropa berkurang sedikit.

"Kembalinya situasi ini, akan tetapi, hanya meningkatkan kebutuhan bagi bisnis, pemerintah dan perusahaan perjalanan untuk bekerjasama memastikan sebuah sistem perjalanan global yang aman," ujar direktur eksekutif GBTA, Michael W. McCormick pada Kamis.

Survei yang dilakukan kepada 236 pembeli perjalanan Eropa dari 12 negara dilakukan secara online dari 25 hingga 30 November.

Survei yang dilakukan di Eropa tersebut memberikan hasil serupa dengan yang dilakukan GBTA di Amerika Serikat, yang menemukan bahwa hampir tigaperempat pembeli perjalanan bisnis Amerika Serikat mengatakan perjalanan perusahaan mereka ke Eropa akan tetap tidak terpengaruh oleh serangan tersebut.

Lebih dari 7.000 anggota GBTA mengatur pengeluaran untuk perjanan bisnis global dan pertemuan senilai 345 miliar dolar Amerika tiap tahunnya.
(Uu.KR-MBR/M038)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015