Jakarta (ANTARA News) - Industri kereta api nasional pacu industri pengolahan tambang, baja, dan komponen sebagai pemasok kebutuhan produksi, untuk itu saatnya Indonesia memiliki fasilitas riset dan produksi kereta.

Demikian disampaikan Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan saat mendampingi Menperin Saleh Husin mengunjungi pabrik dan pusat riset industri kereta api Tiongkok, China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Qingdao Sifang Co Ltd.

"Saat ini kita memiliki PT INKA di Madiun yang jika fasilitasnya ditingkatkan, dimungkinkan kita dapat mengembangkan dan memproduksi berbagai jenis alat transportasi massal," kata Putu melalui siaran pers, diterima di Jakarta, Minggu.

Terlebih, lanjut Putu, Indonesia memiliki semua bahan baku utamanya, seperti aluminiun (bauksit) dan stainless steel (nickel).

Inspektur Jenderal Kemenperin Soerjono, yang ikut dalam rombongan, menegaskan penguasaan teknologi bakal memastikan kemandirian industri kereta api Indonesia ke depan.

"Industri KA kita sangat perlu dipacu yang berorientasi subsitusi impor. Ini menghemat anggaran dan membuat insinyur serta desainer kereta api kita leluasa mengembangkan kereta sesuai kebutuhan yang spesifik," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Saleh mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatnya mobilitas penumpang serta barang idealnya disokong pula oleh transportasi kereta api.

Untuk itu, pengembangan industri kereta api beserta industri penunjangnya mesti berbasis penguasaan teknologi dan aktivitas riset yang kontinyu serta bervisi jangka panjang.

"Seiring pengembangan industri di luar Jawa, kawasan ekonomi terus tumbuh dan membutuhkan jaringan transportasi massal seperti kereta api," ujar Saleh.

Kemenperin berharap, meningkatnya pembangunan jalur kereta api berimbas pada meningkatnya industri perkereta apian.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015