Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Aksi Maksiat (BAM) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menolak konser musik kelompok "Ungu" dan "Samson" yang rencananya digelar di beberapa kota di daerah itu, karena bertentangan dengan Syariat Islam. "Kami menolak konser musik Ungu dan Samson di Aceh, karena tidak sesuai dengan hukum Islam yang sedang berjalan di Aceh," kata Wakil Sekretaris BAM Provinsi NAD, Ust. Edy Mujahiddin kepada ANTARA di Banda Aceh, Jumat. Kelompok musik kawula muda Ungu dan Samson yang disponsori produk rokok dijadwalkan akan melakukan konser bareng di beberapa kota di Aceh, yakni di Banda Aceh dan Lhokseumawe, pada Minggu (18/2) dan Senin (19/2). Edy menyatakan, seharusnya Pemda NAD dalam hal ini Dinas Syariat Islam dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) NAD melarang kegiatan yang jelas-jelas bertentangan dengan Syariat Islam. Ia menyatakan, konser tersebut akan banyak menimbulkan mudharatnya, dimana akan terjadi kumpulan massa yang terdiri dari remaja laki-laki dan perempuan, sehingga dikhawatirkan akan ada pelanggaran syariat. Meskipun pihak panitia akan memisahkan penonton laki-laki dan perempuan, itu bukan jaminan, karena pengalaman sebelumnya, ternyata pihak panitia tidak mampu mengawasi dan akhirnya para penonton berbaur, ujarnya. Petugas Wilayatul Hisbah (polisi Syariah/WH) yang jumlahnya sangat terbatas diperkirakan tidak akan mampu mengawasinya, bahkan WH akan menjadi bulan-bulanan dan bahan ejekan para kawula muda, kata Edy lagi. Mengutip pernyataan mantan artis yang kini menjadi dai, Hary Mukti, Edy menyatakan, sebenarnya untuk menghancurkan Aceh tidak susah, yakni cukup dengan menggelar konser, maka moral kamula muda Aceh akan hancur. Oleh karenanya, Pemda Aceh harus jeli untuk memilih dan memilah kegiatan-kegiatan di Aceh dan harus melihat dampaknya terhadap kelangsungan dari Syariat Islam yang telah diberlakukan di Aceh, ujarnya. "Kami kira masih banyak kegiatan-kegiatan yang menghibur secara Islami, apa salahnya itu yang digelar di Aceh, bukan konser musik seperti Ungu dan Samson, yang jelas-jelas tidak diajarkan dalam Islam," demikian Edy Mujahiddin.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007