Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah Kota Yogyakarta belum dapat memastikan waktu pelaksanaan lelang bekas bus Transjogja yang kini mangkrak di halaman parkir Terminal Giwangan Yogyakarta.

"Beberapa waktu lalu, kami sudah menghubungi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta namun belum diperoleh kepastian," kata Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Yogyakarta Hari Setya Wacana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pelaksanaan lelang untuk 20 armada bekas bus Transjogja tersebut tidak dapat dilakukan dengan gegabah karena seluruh bus berstatus sebagai barang hibah dari Kementerian Perhubungan.

"Masih terus dilakukan verifikasi dan pencermatan oleh KPKNL seperti bagaimana aspek hukumnya. Kami tentu tidak mau ada kesalahan dalam prosedur pelaksanaan lelang," katanya.

Hari menambahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah mengeluarkan surat pengapusan aset untuk bus tersebut dan memberikan pemberitahuan kepada Kementerian Perhubungan terkait rencana lelang.

Sedangkan untuk kemungkinan pelaksanaan lelang secara online atau "e-auction", Hari mengatakan bahwa hal tersebut perlu dikaji lebih jauh di antaranya keuntungan dan kendala dari pelaksanaan lelang dengan sistem online.

Saat ini, seluruh bus eks-Transjogja berada di halaman parkir Terminal Giwangan Yogyakarta. Bus sudah tidak digunakan sejak dua tahun lalu dan berdasarkan penilaian, kondisi bus hanya sekitar 28 persen dari kondisi awal.

"Harapannya, lelang bisa dilakukan sesegera mungkin agar nilai bus tidak semakin turun. Namun unsur kehati-hatian tidak boleh dilanggar," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan setuju dengan langkah yang diambil DBGAD untuk menghapuskan aset dan melelang bus eks-Transjogja.

"Seluruh persyaratan untuk penghapusan aset harus dipenuhi dan sebelum dilelang, kondisi bus harus dijaga sehingga tidak disalahgunakan untuk hal-hal lain karena bus hanya dititipkan di Terminal Giwangan. Mungkin bisa diberi semacam pembatas untuk mengamankan bus," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2015