Tangerang (ANTARA News) - Sekitar 385 hektar tanaman padi di kawasan pantai utara (pantura) Kabupaten Tangerang dinyatakan puso akibat terendam air bah Kali Cisadane dan beberapa anak sungai lainnya, pekan lalu. "Sudah dapat dipastikan tanaman padi siap panen seluas 385 hektar itu puso, sehingga petani mengalami kerugian yang cukup besar," kata Kepala Seksi Produksi Padi Dinas Pertanian dan Peternakan Pemkab Tangerang, Ir Omar Wiharjana kepada wartawan, Jumat. Dia mengatakan, kerusakan padi di kawasan pantura karena dihantam banjir dan selebihnya akibat diserang hama serta mengalami kekeringan. Namun kerusakan tanaman padi akibat banjir mencapai 80 persen terdapat di Kecamatan Mauk, Pakuhaji, Teluknaga, Sepatan, Sukadiri dan Kronjo. Dalam pendataan petugas, kerugian akibat puso itu bisa mencapai Rp30 miliar dengan asumsi padi yang dipanen setiap hektar sawah menghasilkan sekitar 6,8 ton hingga 7,3 ton gabah kering punggut (GKP). Hingga saat ini masih banyak laporan petani tentang adanya sawah mereka yang terendam air bah akibat lokasi tanaman dibawah permukaan sungai serta bocornya tanggul serta saluran irigasi. Namun semua padi yang puso tersebut adalah pada musim tanam 2006 lalu dan diperkirakan panen Maret 2007 mendatang. Akibat luasnya tanaman padi yang puso, maka Pemkab Tangerang tidak mampu untuk memberikan bibit secara cuma-cuma kepada petani yang sangat membutuhkan. Tanaman padi yang banyak terkena puso berada di Kecamatan Kronjo, Kresek dan Pakuhaji sehingga petani mengalami kerugian diantaranya untuk pembelian bibit, pupuk, serta biaya biaya perawatan selama menjelang dapat di panen. Akibat puso tersebut banyak petani yang menjual perabotan rumah dan peralatan elekronik lainnya untuk memenuhi kebutuhan dapur setiap hari serta membeli bibit.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007