Jayapura (ANTARA News) - Tim Investigasi Distrik Mbua, Papua, menyatakan, 47 anak meninggal dunia selama rentang waktu tiga bulan karena penyebab yang belum diketahui.

"Kami tim investigasi Distrik Mbua, sejak Oktober hingga Desember menemukan angka kamatian tinggi, terutama anak umum enam bulan ke bawah," ujar Ketua Tim Investigasi Kejadian Mbua Dinard Kelnia di Jayapura, Senin.

"Selama ini informasi yang tersebar masih rancu, tapi hari ini sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nduga, bersama Emus Gwijangge (Anggota DPR Papua), langsung turun ke lapangan untuk mengecek. Ternyata memang benar angka kematian yang disebutkan. Kami ambil data dari kuburan, nama ayah dan ibu," sambungnya.

Menurutnya, dari tim kesehatan yang sudah datang ke Distrik Mbua, hingga kini belum ada yang bisa memastikan penyebab dari kematian yang terjadi kepada puluhan anak tersebut.

"Sampai hari ini kami tidak tahu penyebabnya. Dari pemeriksaan dari kementerian kesehatan, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, dan sudah diperiksa di laboratorium, hasilnya sampai saat ini belum keluar," katanya.

Ia pun meminta agar kasus ini tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak mana pun untuk mencari keuntungan pribadi.

"Sebab itu kami hari ini minta, ini tidak boleh jadi proyek, dan kami minta lembaga terkati untuk mengambil sample," ujar Dinard.

Sementara Anggota DPR papua Emus Gwijangge menyayangkan pernyataan pihak kementerian kesehatan yang mengatakan isu kematian puluhan anak di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga tidak betul.

"Kementrian kesehatan yang meminta isu ini jangan dibesar-besarkan untuk mengklarifikasi karena ini memang betul terjadi," katanya.

Ia pun mencibir Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang seperti tidak melakukan apa pun dalam memastikan kasus kematian ini.

"Dinas Kesehatan jangan terlalu banyak euforia disini, dia harus segera bertanggung jawab atas hal ini. Saya harap semua komponen yang menyangkut kasus ini harus terlibat agar bisa diketahui penyebab dari kasus ini," ucapnya.

Emus opun meminta agar Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah kabupaten Nduga, bisa menggelontorkan anggaran untuk mengatasi masalah di Mbua.

"Bila perlu anggaran kesehatan di Provinsi dan di Nduga harus fokus untuk ke Distrik Mbua," ucap dia.

Sementara Kepala Distrik Mbua, Kabupaten Nduga Erias Gwijangge membenarkan bila sudah ada beberapa tim yang datang untuk mengambil data, hanya hingga kini jawaban yang mereka cari belum didapat.

"Sudah ada tim dari kementrian kesehatan, Provinsi Papua dan Kabupaten Nduga tapi mereka hanya datang untuk ambil data dan pergi, saya tidak mau seperti itu. Jadi saya mau mereka harus turun sampai satu minggu untuk mencari tahu penyakitnya apa. Saya mau tenaga kesehatan di Nduga jangan sistem kontrak, harus ada yang menetap," ucap dia.

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015