Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar Amerika Serikat bertahan stabil di perdagangan Asia, Rabu, setelah angka inflasi AS yang positif hampir memastikan kasus untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve, kata para analis.

Pasar keuangan fokus terhadap pertemuan terakhir 2015 Bank Sentral Amerika Serikat, yang akan berakhir pada Rabu waktu setempat, dengan para pembuat kebijakan mungkin akan memberikan lampu hijau kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Kasus untuk kenaikan suku bunga yang merupakan nilai tambah bagi dolar -- telah meningkat lebih kuat selama tahun lalu karena ekonomi utama dunia itu tampak mementaskan pemulihan yang kuat.

Pandangan itu mendapat dukungan lain pada Selasa, ketika data terbaru November menunjukkan ukuran inflasi yang tidak termasuk harga pangan dan energi mencapai target The Fed dua persen.

"Untuk (Ketua The Fed) Janet Yellen, yang telah bersusah-payah menekankan kekhawatirannya inflasi melampaui batas jika suku bunga tidak naik pada 2015, data terakhir ini menjadi titik kepastian yang mengunci kenaikan suku bunga The Fed sekarang," Angus Nicholson, analis pasar IG Ltd. di Melbourne, menulis dalam komentar.

Suku bunga acuan federal funds telah dipatok mendekati nol sejak Desember 2008 untuk mendukung pemulihan ekonomi AS dari resesi yang mendalam.

Di perdagangan Tokyo, dolar naik menjadi 121,87 yen dari 121,66 yen pada Selasa di New York, sementara itu naik 0,18 persen terhadap ringgit Malaysia, dan juga naik tipis terhadap dolar Taiwan, baht Thailand, rupiah Indonesia dan dolar Singapura.

Namun, won Korea Selatan naik 0,67 persen terhadap greenback, karena berbalik dari penurunan baru-baru ini.

Euro naik tipis menjadi 1,0936 dolar dan 133,18 yen dari 1,0930 dolar dan 132,97 yen di perdagangan AS.

Pound naik tipis menjadi 1,5050 dolar dari 1,5039 dolar, sementara dolar turun tipis menjadi 0,9901 franc Swiss terhadap 0,9914 franc di New York.

Sementara pasar-pasar telah menghargakan kenaikan suku bunga, para analis mengatakan masih ada ruang bagi dolar untuk menguat lagi.

"Pasar uang belum sepenuhnya mendiskon kenaikan suku bunga The Fed, sehingga ada ruang untuk dolar AS bereaksi naik secara spontan," Elias Haddad, seorang analis mata uang di Commonwealth Bank of Australia, mengatakan kepada Bloomberg News.

"Kami perkirakan (Komite Pasar Terbuka Federal) akan menekankan bahwa siklus pengetatan akan dilakukan secara bertahap. Ini hanya akan memperlambat bukannya membalikkan tren kenaikan dolar."

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015