Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah pusat akan mengucurkan Rp2,7 triliun untuk penanganan banjir di Jakarta di antaranya untuk membiayai program-program yang telah disiapkan Departemen Pekerjaan Umum (PU) seperti rehabilitasi situ (danau kecil). "Tercatat 133 situ yang tersebar di wilayah Jabodetabek yang akan direhabilitasi," kata Dirjen Sumber Daya Air Departemen PU, Siswoko di Jakarta, Senin. Langkah ini diambil untuk menyelamatkan situ-situ yang sebagian besar telah beralih fungsi, yang sebenarnya dapat dipakai sebabai kawasan resapan sehingga mengurangi aliran air yang masuk ke sungai, jelasnya. Dalam program yang pernah disampaikan sebelumnya, pemerintah di samping melakukan rehabilitas situ juga akan menyelesaikan pembangunan Banjir Kanal Timur, pengerukan dan peninggian tanggul Banjir Kanal Barat, penanganan sungai utama termasuk peninggian perlintasan di atas sungai seperti jembatan serta optimalisasi kapasitas waduk folder dan perbaikan sistem drainase kota. Siswoko juga menyatakan agar pemanfaatan ruang di dataran banjir harus diatur untuk mengurangi kerugian yang timbul dan dihimbau untuk tidak membangun prasarana penting di daerah tersebut. Sementara bagi penduduk yang tinggal di bantaran sungai, akan direlokasi ke rumah susun yang lebih manusiawi. Namun berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah sama sekali tidak menjamin Jakarta akan terbebas dari banjir. Karena Jakarta sendiri memang amat rentan ancaman banjir. Selain berlokasi di daerah hilir yang dilalui 13 Sungai, 40 persen kawasan di Jakarta bahkan lebih rendah dari permukaan laut. Kondisi tersebut, menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Siswoko, menjadi salah satu penyebab banjir yang biasa disebut sebagai kondisi alam statis yakni berhubungan dengan geografis, topografi dan geometri alur sungai. Selain faktor statis tersebut, banjir juga dapat disebabkan oleh faktor dinamis yakni peristiwa alam seperti curah hujan tinggi, pembendungan, amblesan tanah atau pendangkalan. Faktor dinamis lainnya tentu saja adalah kegiatan manusia seperti pembangunan permukiman di bantaran sungai atau dataran banjir.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007