Pontianak(ANTARA News) - Dialog antara Menteri Agama, Maftuh Basyuni, dan empat mahasiswa perwakilan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pontianak, berakhir dengan kegaduhan. Sebelumnya, keempat mahasiswa, yakni M Nurdin (Ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII Kalbar), Syahran (Ketua PMII Kota Pontianak), M Syuaib (Koorlap aksi) dan Umar (PMII Kota Pontianak), diperbolehkan bertemu dengan Maftuh Basyuni seusai meresmikan sejumlah proyek di lingkungan Departemen Agama (Depag) Kalbar, di Pontianak, Rabu. Para mahasiswa ingin menyampaikan langsung pernyataan sikap mereka terkait dengan berbagai permasalahan di Depag kepada Menteri Agama. Sejumlah meja disiapkan di lantai dasar Gedung Kantor Wilayah (Kanwil) Depag Kalbar. Saat bertemu, seluruh mahasiswa menyalami Maftuh Basyuni yang didampingi Kakanwil Depag Kalbar, Rasmi Sattar, dan Wakil Gubernur, Laurensius Herman Kadir. Pada kesempatan itu, Maftuh menolak tudingan mahasiswa bahwa instansi yang dipimpinnya merupakan gudang korupsi, seperti yang tertuang dalam pernyataan sikap PMII Kota Pontianak. "Kalau memang benar, tolong buktikan tuduhan itu," kata Maftuh yang mengaku sebagai salah satu pendiri PMII. Ia menambahkan sejak 2004 atau waktu ia mulai menjabat sebagai Menteri Agama, sudah banyak "korban" berjatuhan. "Tapi kalau sampai dikatakan sebagai sarang koruptor, saya tidak terima," ujarnya. Maftuh juga menantang mahasiswa agar menyampaikan siapa saja di Depag yang korupsi dan ia tidak akan melindunginya. Mengenai terlantar dan kelaparannya jemaah haji Indonesia yang ditanyakan mahasiswa, ia menilai tidak benar. "Tidak ada satu orang pun yang kelaparan (saat musim haji lalu -red). Faktanya, makanan berlimpah, kecuali nasi, jadi jangan terkecoh," ujar Maftuh. Untuk itu, ia meminta mahasiswa agar menyampaikan permintaan maaf dan tidak sekedar menuduh adanya korupsi di Depag. Namun mahasiswa tetap bersikeras agar Menteri Agama menegakkan transparansi dan reformasi di lingkungan Depag, terutama di daerah. Mahasiswa menilai transparansi dan reformasi yang dilakukan Maftuh Basyuni sejak menjabat sebagai Menteri Agama masih belum optimal. "Yang paling bertanggung jawab, tentu saja Menteri sebagai pemimpin instansi," ujarnya. Meski mahasiswa belum puas menyampaikan pendapatnya, Maftuh tetap beranjak dari tempat duduknya. Ajakan salaman yang disampaikan mahasiswa, ditampiknya, meski mereka telah membawa nama Nahdlatul Ulama (NU). Sikap Maftuh yang enggan menerima ajakan tersebut, membuat mahasiswa kecewa. Mereka menilai Menteri Agama bersikap sombong dan arogan. Setelah berdialog 10 menit, sekitar pukul 12.00 WIB, Maftuh meninggalkan Gedung Kanwil Depag Kalbar menuju Pendopo Gubernuran Kalbar, sementara para mahasiswa yang mengikuti aksi kemudian membubarkan diri. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007