Bandarlampung (ANTARA News) - Pengamat politik yang juga dosen FISIP Universitas Lampung, Arizka Warganegara MA, mengingatkan Presiden Joko Widodo tidak hanya mengikuti selera pasar dalam perombakan kabinet jilid II, namun hendaknya menggunakan indikator target dan evaluasi yang jelas dan terukur.

Pengamat politik dari Unila yang sedang menempuh studi untuk meraih gelar doktor (S-3) di Jurusan Migration and Ethnic Politics di University of Leeds Inggris, melalui pesan elektronik di Bandarlampung, Sabtu, menyarankan Presiden Jokowi tidak mempertimbangkan selera politik atau selera pasar atau "political and market taste" dalam reshuffle jilid II kali ini.

"Satu sisi memang penguatan komposisi eksekutif versus legislatif jadi pertimbangan, artinya wajar jika secara politik, Presiden Jokowi berusaha didukung 50 persen plus satu suara parlemen. Tapi bukan berarti mesti melakukan political atau market taste di atas kepentingan negara," ujar lulusan S-2 dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) itu pula.

Dia mengingatkan, harus ada indikator target dan evaluasi yang jelas dan terukur dalam reshuffle yang mesti ter-kuantifikasi.

"Sebagai contoh, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dr Siti Nurbaya, saya pikir salah satu menteri yang cukup berhasil dalam kasus bagaimana Menteri ini berhasil untuk menjalankan instruksi tegas Presiden soal pemberhentian total konsesi lahan hutan terhadap beberapa perusahaan. Dr. Anis Baswedan juga Menteri yang saya pikir punya mental bekerja dan bekerja. Sosok seperti ini yang harus dipertahankan oleh Presiden Jokowi," ujarnya lagi.

Arizka juga mengingatkan, pada bagian lain Presiden sebagai chairman executive board harusnya juga me-warning para menteri yang masih bermental serasa di luar pemerintahan dan bukan bagian dari pemerintahan ini yang membuat saya menduga persepsi publik sedikit terganggu terhadap leadership Presiden Jokowi yang dianggap tidak mampu merapatkan barisan kabinet-nya.

"Secara politik tentunya ini merugikan buat Presiden Jokowi. Pasca-reshuffle jilid II sudah kontestasi di internal kabinet, tiga tahun lebih tersisa harusnya dapat dimaksimalkan bekerja untuk rakyat," kata dia.

Ia menegaskan, paskareshuffle jilid II nanti baiknya sudah kontestasi di internal kabinet, mengingat tiga tahun lebih waktu tersisa seharusnya dapat dimaksimalkan bekerja untuk rakyat.

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016