Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta coba memanfaatkan media berupa mini sinetron yang diberi judul "Mbangun Kampung" untuk menyosialisasikan dan mempromosikan berbagai program kerja atau kegiatan yang bakal dilakukan pemerintah daerah.

"Biasanya sosialisasi hanya dilakukan melalui talkshow dan dialog. Sekarang, kami mencoba memanfaatkan media berupa mini sinetron untuk sosialisasi agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat," kata Kepala Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta Tri Hastono di Yogyakarta, Rabu.

Program sosialisasi "Mbangun Kampung" tersebut, kata dia, terinspirasi oleh program serupa yang cukup dikenal masyarakat pada era 1990-an, yaitu "Mbangun Desa" yang disiarkan TVRI.

"Kemasan program Mbangun Kampung juga hampir sama dengan program Mbangun Desa. Kami menyajikan berbagai permasalahan yang ada di masyarakat dalam bentuk fragmen atau mini sinetron termasuk bagaimana jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi," katanya.

Hingga saat ini, Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memproduksi delapan episode "Mbangun Kampung". Seluruhnya ditayangkan melalui TVRI Jogja setiap Rabu pekan keempat pukul 16.30-17.00 WIB.

Sejumlah permasalahan yang diangkat dalam program "Mbangun Kampung", di antaranya sikap masyarakat yang ingin pindah ke Kota Yogyakarta hanya agar bisa memperoleh jaminan kesehatan secara gratis dan akses permodalan melalui kelompok usaha bersama (kube).

Pada tahun ini, Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta akan melanjutkan program "Mbangun Kampung" dengan memproduksi delapan episode.

"Dana yang dianggarkan kurang dari Rp200 juta. Jika lebih, maka harus dilakukan lelang. Padahal, kami membutuhkan konsistensi dalam proses penggarapannya sehingga rumah produksi yang diajak bekerja sama harus sama setiap saat," katanya.

Episode baru "Mbangun Kampung" juga akan tetap ditayangkan melalui TVRI Jogja sesuai dengan segmen penonton yang disasar, yaitu warga Kota Yogyakarta.

"Kami memilih televisi siaran lokal karena tujuannya adalah memberikan sosialisasi untuk warga Kota Yogyakarta," katanya.

Kepala Sub Bagian Promosi dan Publikasi Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta Tutiek Susiatun mengatakan terdapat lima tokoh utama yang selalu muncul dalam setiap episode.

Kelima tokoh tersebut, kata dia, memiliki karakter yang beragam yang mencerminkan karakter yang bisa ditemui sehari-hari di masyarakat.

"Seluruh pemain adalah warga Kota Yogyakarta yang terpilih. Mereka bisa membawakan peran dengan cukup baik," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2016