Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan pembiayaan Maybank Finance masih mempertimbangkan untuk mengajukan diri kepada pemerintah sebagai lembaga keuangan non-bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Presiden Direktur Maybank Finance, Alexander, di Jakarta, Kamis, mengatakan, dia ingin memastikan terlebih dahulu kapasitas internal dan sistem KUR yang ditawarkan pemerintah, sebelum merambah bisnis segmen mikro tersebut.

"Terutama dari segi kapasitas kami, sumber daya manusia di kami, kita ingin mempelajari dulu," ujar dia, dalam dalam konferensi pers pergantian nama BII Finance menjadi Maybank Finance.

Alexander mengatakan selambat-lambatnya pada Maret 2016, perusahaan akan memutuskan untuk mengikuti atau hanya bersikap pasif saja dalam pengembangan KUR.

Skema yang ditawarkan pemerintah kepada lembaga keuangan, diakui Alexander, cukup menarik, terutama komitmen untuk memberikan subsidi bunga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Insentif tersebut setidaknya dapat mengurangi beban risiko lembaga keuangan penyalur KUR.

Dari portofolio pembiayaan Maybank Finance, segmen mikro masih mendapat porsi yang kecil. Meskipun tidak menyebutkan secara rinci porsi tersebut, namun Alexander mengakui perusahaan harus memikirkan masak-masak untuk memperbesar segmen mikro.

Portofolio pembiayaan Maybank diisi nasabah dari sektor otomotif, industri dan alat berat, dan sektor multiguna. Sebesa 97 persen pembiayaan Maybank tersalurkan ke pembiayaan kendaraan roda empat, dengan dominasi mobil penumpang.

"Kita memang harus kaji dulu untuk ikut (KUR) atau tidak. Namun, tawaran (pemerintah) menarik," ujar pemimpin perusahaan yang mencatatkan pembiayaan pada 2015 sebesar Rp8,3 triliun ini.

Kementerian Koperasi dan UMKM membuka peluang bagi LKNB untuk menjadi penyalur KUR, yang dialokasikan pemerintah pada tahun ini sebesar Rp 100 triliun hingga Rp 120 triliun, meningkat signifikan dibanding anggaran tahun lalu sebesar Rp30 triliun.

Beban bunganya pun telah dipangkas dari 12 persen menjadi 9 persen pada 2016, dengan segmen nasabah yang diperluas.

Beberapa bank BUMN sudah dipastikan menjadi penyalur KUR, sebagaimana yang sudah berjalan sebelumnya. Adapun, bank-bank dan LKNB swasta, terutama "pemain" menengah atas, tampak enggan memperluas segmennya ke nasabah KUR.

"Itu bukan segmen kami. Bakal sulit juga buat kami," kata Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Paulus Sutisna di kesempatan terpisah.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016