Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan stok beras untuk memenuhi kebutuhan hingga musim panen tiba dalam kondisi cukup sehingga upaya penurunan harga dapat terus dilakukan. "Stok masih banyak, kita akan pakai stok yang ada ini untuk kebutuhan sampai berapapun. Jadi tidak ada masalah, berapa pun kebutuhan untuk menurunkan harga sebelum panen, akan dapat kita penuhi," kata Menko Perekonomian Boediono usai rakor membahas masalah RUU Penanaman Modal di Jakarta, Kamis. Menurut Boediono, saat ini pemerintah juga sedang mengupayakan masuknya impor beras yang 500.000 ton yang akan digunakan sebagai cadangan pangan nasional. "Tambahan yang 500.000 ton juga akan datang, kita sedang mengusahakan," tegas Boediono yang pada 25 Februari 2007 mendatang akan dikukuhkan sebagai Guru Besar di UGM Yogyakarta. Sementara mengenai perkembangan pembahasan RUU tentang Penanaman Modal, Boediono menjelaskan, ada sejumlah item yang masih memerlukan pembahasan di internal pemerintah. "Ada semacam koordinasi antar instansi pemerintah, terkait dengan pembahasan beberapa hal yang masih pending dengan dewan (Panja RUU Penanaman Modal DPR). Itu yang kita bahas antar instansi termasuk dari Departeman Keuangan, ESDM, BKPM, Perdagangan, Pendidikan, dan lainnya," jelasnya. Namun Menko Perekonomian tidak bersedia menyebutkan sejumlah item yang pembahasannya bersama DPR masih ditunda. "Saya takut keliru menyebutkan, lebih baik tunggu saja deh pembahasan lebih lanjutnya dengan dewan," katanya. Sementara itu menanggapi adanya sejumlah investor yang akan meninggalkan Batam, Boediono menyatakan belum menerima laporannya dan alasan rencana itu. Menurut dia, pemerintah akan mengupayakan agar investor tetap bertahan di Batam antara lain dengan meningkatkan kinerja kawasan ekonomi khusus (KEK). "Itu sedang kita garap, termasuk landasan hukumnya. Mereka kan meminta semacam landasan hukum. Mudah-mudahan landasan hukum yang lebih kuat dapat segera diselesaikan. Kita sudah melakukan sounding dengan pihak-pihak terkait," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007