Ternate (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Maluku Utara (Kapolda Malut) Brigjen Pol. Zulkarnain mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran kepolisian resort (polres) di wilayah kerjanya intensif melakukan pencegahan dan deteksi dini terkait adanya ancaman teroris di daerahnya masing-masing.

"Selain itu, pola pengamanan harus dilakukan secara berjenjang di seluruh lini mulai di berbagai fasilitas umum maupun tempat keramaian dan akses transportasi laut maupun udara," katanya di Ternate, Sabtu, menanggapi adanya serangan teroris di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis lalu.

Ia juga telah meminta jajaran intelijen untuk bekerja secara ekstra dalam mendeteksi gerakan berbagai ormas yang menjadi penggerak teroris.

Mantan Kapolres Ternate ini juga berharap agar masyarakat bisa membantu petugas keamanan, seperti kalau ada orang baru yang datang dan melakukan gerakan mencurigakan agar dilaporkan ke aparat keamanan terdekat.

Selain itu juga, dia berharap kepada pemerintah daerah untuk kembali menghidupkan sistem keamanan lingkungan (siskamling), badan pembina desa keamanan dan ketertiban nasional (babinsa kamtibnas) di setiap kelurahan/desa.

Jika kegiatan itu dihidupkan kembali, menurut Kapolda Malut, maka ada kepedulian untuk menjaga keamanan, apalagi saat ini banyak orang yang sering pindah atau pendatang baru, yang harus secepatnya didekati lalu di ajak bicara dan jangan membiarkannya begitu saja.

Zulkarnain mengemukakan, terkait dengan siaga satu perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) untuk meningkatkan kewaspadaan, maka pihaknya bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Malut telah menurunkan jejaring di semua lini.

"Kita tetap membuat operasi intilijen dalam siaga satu ini untuk menegakkan hukum, dan saya pastikan Malut tidak kecolongan," katanya.

Sementara itu, Komandan Resort Militer (Danrem) 152 Babullah, Kolonel Inf. Syafrial menegaskan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mengantisipasi masuknya organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan kelompok ISIS masuk ke Malut.

Ia mengatakan, upaya untuk mengantisipasi masuknya ISIS yang merupakan organisasi terlarang, maka TNI selalu mengantisipasi dengan menempatkan setiap prajurit TNI di setiap wilayah yang berada di Malut.

Dia mengatakan, setiap prajurit adalah badan pengumpulan data, sehingga ketika prajurit itu mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan masuknya ISIS tentunya akan dilaporkan kepada pimpinan.

"Meskipun ISIS sudah masuk di beberapa wilayah yang ada di Indonesia, tetapi kalau untuk Malut itu belum ada indikasi ISIS yang masuk di Malut, dan sampai saat ini untuk di Malut tak ada orang maupun kelompok tertentu yang masuk ISIS," ujarnya menambahkan.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016