Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) tak khawatir atas wacana penghapusan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan mempengaruhi kinerjanya. Hal ini diungkapkan Direktur Utama BRI Sofyan Basir seusai acara `Penandatanganan Kerja Bersama (PKB) antara manajemen BRI dan Serikat Pekerja BRI yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno di Jakarta, Jumat. Menurut Basir, dana yang ditaruh di SBI saat ini (per Februari 2007) mencapai Rp10 triliun dari dana pihak ketiga (DPK) BRI telah mencapai Rp140 triliun. "Dan jika dihapus dampaknya tidak terlalu berpengaruh," kata Basir. Dia menambahkan bahwa dengan penghapusan SBI ini dilihat positif dan dananya akan disalurkan ke kredit. Sebelumnya Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris, dalam rapat kerja komisi VI DPR-RI di Jakarta mengatakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) perlu dipertimbangkan untuk dicabut. "Memang dahulu pada waktunya SBI ini bagus, berguna serta amat dibutuhkan, tetapi saat ini SBI hanya digunakan sebagai tempat membuat uang menjadi berfungsi tidak semestinya," kata Fahmi Idris ketika ditemui seusai rapat kerja komisi VI DPR-RI di Jakarta, Selasa (6/2). Menurut dia, saat ini SBI menjadi tempat untuk mengendapkan uang yang seharusnya dapat menggerakkan sektor riil. "Pemerintah daerah menaruh uang di sana, pihak perbankan juga mengendapkan uang di tempat itu, hal tersebut akhirnya membuat uang itu tidak berfungsi dengan semestinya," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007