Kupang (ANTARA News) - Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr. DW. Tadeus mengharapkan jangan sampai ada pulau-pulau kecil di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) milik Indonesia yang diklaim oleh negara lain.

"Kita harus belajar dari kasus diambilnya pulau Sipadan dan Ligitan karena kelalaian kita karena membiarkan begitu saja diambil oleh negara tetangga," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Hal ini disampaikannya mengingat masih banyak pulau di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia yang rawan diklaim oleh negara tetangga jika tidak dipertahankan dengan baik.

Ada dua pulau yang saat ini ditempati oleh pasukan Pengaman pulau Terluar yakni Pulau Batek yang berbatasan dengan Timor Leste dan Pulau Ndana Rote yang berbatasan dengan negara Australia.

Sementara itu pulau Salura, Pulau Dana Sabu, Pulau Mengudu belum dijaga oleh sejumlah pasukan pengamanan pulau terluar.

"Seperti yang saya bilang sebelumnya, ditempatkan sejumlah mercusuar atau pasukan Pengaman perbatasan tidak akan efektif sebab bisa saja diklaim oleh negara tetangga," ujarnya.

 Oleh karena itu pria yang juga merupakan Ketua Bidang Hukum Internasional di Universitas tersebut mengatakan hal utama yang harus dilakukan adalah bangsa Indonesia harus menerapkan kedaulatan itu secara pantas dengan kata lain harus adanya perguasaan efektif.

Pengusaan efektif itu juga lanjutnya harus ditunjukan dengan tiga sikap yakni sikap eksekutif,legislatif dan yudikatif.

Artinya bahwa untuk sikap eksekutif pemerintah sudah membangun mercusuar sebagai tandan, sikap yudikatif para penjaga perbatasan atau TNI AL serta polisi air harus menangkap dan memberi sanksi kepada para pelaku, serta sikap legislatif, dalam hal ini sikap pemerintah Provinsi atau daerah sudah menempatkan pulau terdepan sebagai daerah pengembangan pariwisata atau yang lainnya.

"Jika ketiga sikap itu sudah diterapkan, maka saya yakin, kedepannya tidak akan ada lagi negara tetangga yang berani mencaplok pulau kita. Apalagi ketiganya itu bisa menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang berdaulat," ujarnya.

Kemudian untuk menunjukkan kedaulatan bangsa Indonesia di mata dunia Internasional, ketegasan dalam mempertahankan pulau Terluar juga harus tetap dilaksanakan.

Komandan Lantamal VII Kupang, Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso mengatakan, saat ini juga pihaknya sedang mendata jumlah pulau-pulau kecil yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia untuk diberikan nama.

"Dengan pemberian nama, tentu saja itu akan membantu kita untuk tetap bisa mengklaim pulau-pulau kita," ujarnya.

Disamping itu, selama sebulan terakhir KRI Rigel juga telah diperbantukan di NTT untuk membantu mengukur kembali batas negara antara Indonesia dengan Australia dan Timor Leste.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2016