Jakarta (ANTARA News) - Teror bom di Jakarta pada Kamis lalu (14/1) menyadarkan semua pihak agar lebih memerhatikan lingkungan, terutama dari aspek pengamanan secara fisik dan nonfisik, hasil kerja sama berbagai instansi dan masyarakat. 

"Kami mengambil langkah preventif dan antisipatif dalam berbagai cara terhadap segala perkembangan dan kondisi terkini di wilayah tanggung jawab kami," kata Komandan Pangkalan Utama TNI AL V/Surabaya, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Rudy Andi Hamzah, saat dihubungi dari Surabaya, Rabu. 

Secara fisik, kata dia, langkah-langkah itu berupa menguatkan pertahanan diri dan penjagaan obyek-obyek vital, meningkatkan kewaspadaan dengan meningkatkan intensitas komunikasi internal dan eksternal. 

Di dalam TNI ada "jam komandan", yaitu waktu bagi komandan satuan berkoordinasi dan memberi instruksi kepada jajarannya. Di sinilah interaksi dan masukan diberikan kepada komandan dan sebaliknya. 

"Tujuannya juga untuk deteksi dini segala sesuatu yang menonjol. Dari banyak kasus teror, jaringan teroris itu ada di tengah masyarakat, inilah yang kami ajak kepada masyarakat agar tanggap dan cepat menginformasikan jika ada yang menonjol di lingkungan mereka. Keberadaan masyarakat sangat penting," katanya. 

Berbagai kriminalitas dan pelanggaran, katanya, bisa saling berkait dan berimplikasi pada banyak hal. Misalnya jaringan teroris yang menggalang dana dari penjualan narkoba dan judi. "Hal-hal inilah yang juga kami tekankan," kata perwira tinggi Korps Marinir TNI AL yang lama berkiprah di bidang intelijen itu. 

Cara yang lain adalah juga dengan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. TNI AL sebagai komponen negara dan juga masyarakat, kata dia, turut menyumbang hal ini dengan berbagai cara. 

"Kami bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Operasi Bakti TNI AL berupa renovasi 1.600 rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni pada 2015 lalu. Sasaran utama adalah masyarakat pesisir yang juga harus diperkuat taraf hidupnya," kata dia. 

Jika kesejahteraan masyarakat meningkat, kata dia, diharapkan mereka bisa lebih punya daya tangkal terhadap ajakan-ajakan penyebar radikalisme dan kriminalitas lain. "Jadi, diharapkan tidak menjadi celah bagi teroris untuk merekrut mereka dengan iming-iming materi, ajaran sesat, dan lain-lain. Garis pantai kita sangat panjang dan ini harus diamankan secara fisik dan nonfisik," kata dia. 

Pangkalan Utama TNI AL V/Surabaya dengan sekitar 3.000 personel memiliki wilayah kerja Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali yang meliputi delapan pangkalan TNI AL. 

Banyak obyek vital yang harus dijamin keamanannya, semisal kilang minyak di Cilacap, pariwisata dan gelaran nasional dan internasional di Bali, pantai selatan Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, dan lain-lain. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016