Nyon, Swiss (ANTARA News) - UEFA pada Jumat menolak protes Lille mengenai gol kemenangan Manchester United yang kontroversial dalam pertandingan Liga Champions mereka pada Selasa. Pemain Lille semula tampaknya akan meninggalkan lapangan menyusul tendangan bebas langsung Ryan Giggs pada menit ke-83 sementara tim asal Perancis itu masih sibuk menyusun barisan pertahanan mereka. Lille mendapat kritik pedas atas tindakan para pemain mereka dan UEFA menyatakan akan melakukan investigasi, tetapi klub Perancis itu menanggapi dengan melakukan protes atas gol tersebut. "Badan Pengawas dan Disiplin UEFA telah menolak protes yang diajukan oleh LOSC Lille Metropole menyusul pertandingan leg pertama babak sistem gugur Liga Champions UEFA, Selasa, melawan Manchester United FC di Perancis," demikian pernyataan UEFA. Lille telah mengklaim wasit melakukan kesalahan teknis dalam memperbolehkan melakukan tendangan bebas tanpa meniup peluit sebelumnya dan meminta pertandingan tersebut diulangi. Bagaimanapun, permohonan tersebut tampaknya tidak membawa hasil yang baik karena para pemain Lille sekarang menghadapi penyelidikan menyusul protes mereka dalam menyambut gol yang memberi kemenangan United 1-0. "Memeriksa laporan resmi wasit, bukti tayangan televisi di tangan dan Peraturan Pertandingan, Badan Pengawas dan Disiplin UEFA memutuskan menolak protes tersebut, karena tidak ada bukti kesalahan teknis," lanjut pernyataan UEFA. "Sebagai hasilnya, badan tersebut menjelaskan bahwa gol tersebut sah dengan sempurna. Lebih lanjut, Badan Pengawas dan Disiplin memutuskan untuk menyelidiki cara kerja Lille atas tindakan tidak terpuji para pemainnya segera setelah gol terjadi." Manajemen Lille mengatakan mereka terkejut dan sakit hati dengan keputusan UEFA. "Netralitas wasit bahkan tidak ditonjolkan dalam peraturan sepakbola, argumen utama Lille tidak dipertimbangkan," kata tim tersebut dalam sebuah pernyataan. Lille mengaku menyesal karena UEFA memilih tidak menganalisis masalah tersebut untuk selanjutnya memajukan gagasan bahwa seharusnya sportivitas yang menjadi pemenang dalam kompetisi-kompetisi yang mereka selenggarakan. "Karenanya kami dibiarkan dengan kesan bahwa insiden tersebut terkait dengan uang, pelanggaran dan sebuah permainan kekuasaan.... Kami tidak bisa mengenali diri kami sendiri dalam cermin," demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007