Jakarta (ANTARA News) -  Baju yang masih dapat dipakai tapi sudah tidak diinginkan, karena bosan atau kekecilan misalnya, selain disumbangkan, juga dapat dijual lagi.

Di media sosial atau situs jual-beli, baju atau barang bekas yang masih bagus itu dikenal dengan nama "preloved item".

Mewaharti Lai, mahasiswi tingkat akhir sebuah universitas di Jakarta, saat sedang merapikan kamarnya menemukan banyak barang tidak terpakai yang memenuhi lemarinya.

"Saya suka belanja, jadi, ada saja yang enggak terpakai," kata Mewaharti yang menggunakan situs jual-beli Carousell karena ia dapat berjualan dari rumah.

Ia memutuskan menjual barang-barangnya itu, selain untuk memberi ruang bagi barang yang baru, juga sebagai tambahan uang jajan karena dia belum bekerja.

Ia umumnya menjual kembali pakaian atau produk kecantikan yang tidak cocok digunakan namun sudah telanjur dibeli karena merasa barang-barang itu masih berguna untuk orang lain.

Tidak mematok harga mahal meski barang yang ia jual bermerk, terkadang ia mendapatkan barang dari luar negeri, berkisar Rp 10.000 - Rp 200.000.

Ia pernah menjual baju yang dibeli di Amerika Serikat seharga Rp 200.000 meski saat itu ia membelinya di atas satu juta.

"Dari pada enggak terpakai," kata dia saat ditanya mengapa menjual dengan harga miring.

Kegiatan serupa dilakukan Diandra yang ikut berpartisipasi pada bazaar Treasure Market.

Ia menjual kembali barang yang sudah tidak terpakai dan barang yang baru dibeli namun belum dipakai dengan harga yang lebih murah dari aslinya.

Diandra pernah menjual baju bekas pakai seharga Rp75.000 dari harga asli Rp600.000.

"Baru 1-2 kali pakai," kata dia.

Selain mencari penghasilan dengan menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai, Diandra berpendapat langkah yang ditempuhnya juga membantu orang di kota lain dalam mendapatkan merk tertentu yang hanya ada di kota besar.

Berikut kiat menjual barang tidak terpakai di media sosial a la Mewaharti dan Diandra:

1. Pastikan kondisi barang
Pastikan kondisi barang masih layak pakai. Beri penjelasan tentang kondisi barang itu, misalnya baju sudah tiga kali dipakai. Jangan bohongi calon pembeli bila terdapat cacat minor, misalnya ada satu kancing kemeja yang lepas.

2. Lihat pasar
Memetakan pembeli cukup membantu untuk menjual preloved item. Misalnya, menjual koleksi pakaian ke grup penyuka fesyen

3. Perhatikan tanggal kedaluwarsa
Bila ingin menjual produk kecantikan karena tidak cocok atau tidak terpakai karena masih banyak stok, perhatikan tanggal kedaluwarsa. Cantumkan tanggal itu dan jangan jual bila sudah mendekati batas akhir.

4. Tampilkan foto menarik
Unggah foto semenarik mungkin barang yang akan dijual, usahakan menggunakan cahaya matahari. Usahakan foto dipajang semirip mungkin agar pelanggan tidak kecewa begitu melihat barang yang asli.

5. Perbarui stok
Meski berjualan barang bekas, bila ingin menjadi sumber penghasilan, usahakan tetap memperbarui katalog barang yang dijual. Tidak menutup kemungkinan pembeli akan berbelanja lagi.

6. Layanan yang baik
Layani pembeli sebaik mungkin karena dapat berpengaruh pada ulasan yang diberikan di media sosial. Tetap layani dengan baik meski orang itu belum tentu jadi membeli barang yang dijual.

7. Ikut bazaar
Masih ada orang yang enggan berbelanja online, apalagi barang bekas, karena tidak percaya dengan kualitas produk. Rajin mengikuti bazaar seperti di mal akan dapat menjangkau mereka.



Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016