Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menargetkan pertumbuhan laba belasan persen pada 2016 seiring dengan optimisme membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.

"Proyeksi kita laba bisa tumbuh dua digit, di kisaran belasan persen," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam paparan kinerja BNI tahun 2015 di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Senin.

Salah satu caranya adalah BNI, lanjut Achmad, akan fokus pada ekspansi kredit pada tahun 2016.

Pada tahun 2015, laba bersih BNI turun 15 persen dari tahun sebelumnya, tepatnya dari Rp10,8 triliun menjadi Rp9,1 triliun. Menurut Direktur Utama, keadaan tersebut tidak perlu dirisaukan karena pendapatan bunga bersih (net interest margin) masih tumbuh 12 persen.

"Ini menunjukkan operasional kita masih baik," ujar Achmad.

Selain itu, penurunan 15 persen tersebut merupakan perbaikan yang cukup signifikan setelah pada semeser pertama 2015 BNI mencatat penurunan laba sebesar 50 persen.

Ditambah lagi, nilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga mengalami penurunan dari tiga persen di semester awal 2015 menjadi 2,7 persen secara keseluruhan.

Namun, BNI berhasil pada 2015 berhasil meningkatkan laba anak-anak perusahaannya sebesar 64,1% menjadi Rp 438 miliar dibandingkan tahun 2016. Inilah yang membuat BNI berjanji semakin memperkuat sinergi dan optimalisasi bisnis dengan anak-anak perusahaan dibawah BNI Group.

BNI sendiri optimistis kondisi perekonomian akan semakin membaik, walau beberapa sektor usaha diperkirakan akan mengalami sejumlah tantangan seperti sektor migas dan komoditas.

Akan tetapi, peluang-peluang pertumbuhan juga diyakini sangat terbuka di beberapa sektor seperti infrastruktur, usaha kecil dan menengah serta konsumser.

BNI sebagai bank BUMN menegaskan akan berupaya membantu penguatan sektor-sektor produktif demi mendorong daya beli masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang diprediksi berada di kisaran lima persen sampai 5,5 persen, lebih baik pada 2015 yang hingga kuartal ketiga mencatat pertumbuhan sekitar 4,73 persen.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016