Bantul (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menyiapkan tempat penampungan sementara bagi warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara asal daerah ini yang dipulangkan dari Kalimantan Barat.

"Kami sudah rapat dengan tim yang terdiri dari sejumlah instansi terkait tentang persiapan menerima kiriman eks Gafatar, ada tiga alternatif tempat yang disiapkan untuk penampungan sementara," kata Kepala Dinas Sosial Bantul, Suarman di Bantul, Selasa.

Menurut dia, berdasarkan hasil rapat koordinasi tersebut tiga tempat alternatif itu adalah alternatif pertama Mess Persiba di Jalan Bantul, kedua kantor Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) Sewon dan ketiga Pondok Pemuda Ambarbinangun Kasihan.

Ia mengatakan, dari tiga tempat penampungan sementara eks anggota Gafatar yang dialternatifkan itu, masih dibahas tim yang terdiri atas instansi terkait serta Kodim dan Polres untuk menentukan tempat yang paling tepat.

Meski demikian, menurut dia, tempat penampungan sementara bagi warga yang pernah bergabung dalam organisasi masyarakat (ormas) yang diduga ajarannya menyimpang tersebut lebih condong di SKB Sewon karena berbagai pertimbagan.

"Menurut saya lebih ke alternatif kedua (SKB Sewon), karena didukung dengan fasilitas yang cukup, lokasinya juga tertutup tidak berbaur dengan permukiman, namun lebih lanjut sesuai keputusan bersama," katanya.

Sedangkan di dua tempat lainnya, menurut dia, berada di wilayah terbuka seperti di Mess Persiba yang berada di tepi Jalan Raya, sedangkan di Pondok Pemuda Kasihan tidak ada tempat khusus mengingat eks Gafatar ada yang satu keluarga.

Suarman mengatakan, penanganan terhadap warga eks Gafatar ketika sampai di Bantul nanti menurutnya akan dibahas lebih lanjut bersama tim, apalagi sebelum dikirim ke daerah asal, mereka akan ditampung beberapa hari di Youth Center DIY.

"Untuk sementara ini yang perlu disiapkan setidaknya tempat penampungan sementara dan rencana sosialisasi, kalau soal penanganan lebih lanjut itu bukan di ranah kami dan masih akan dibahas lagi," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016