Jakarta (ANTARA News) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly membenarkan bahwa terduga dalang teror Thamrin Bahrun Naim dan terpidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan Aman Abdurrahman berkomunikasi melalui perantara keluarga.

"Mereka melalui tamu dan keluarga," kata Yasonna saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pesan dari Bahrun Naim yang berada di Suriah disampaikan melalui orang-orang yang menjenguk Aman di lapas Nusakambangan, dan begitu sebaliknya.

Ia mengatakan tidak mengetahui tentang kabar terkait Bahrun Naim yang mampu melakukan komunikasi dengan Bahrun Naim dengan menggunakan kemahiran teknologi informasinya.

Yasonna menjelaskan sudah menggunakan teknologi jamming signal atau biasa disebut dengan teknologi penghilang sinyal ponsel yang dipasangkan di lapas Nusakambangan untuk mengantisipasi apabila ada komunikasi yang dilakukan terpidana melalui alat telekomunikasi.

"Saya nggak tahu. Kita kerjasama sama jammer. Jadi itu kalau ada teknologi yang lebih mampu ya saya nggak tahu," kata dia.

Yasonna menjelaskan sejauh ini pengawasan yang dilakukan terhadap terpidana terorisme sudah dilakukan, bahkan hingga pembatasan topik obrolan. Ia juga menyebut Badan Nasional Penanggulangan Teror dan Polri juga mengawasi terpidana terorisme.

Namun Yasonna juga tak memungkiri jika ada petugas lapas yang "nakal". "Saya kira pasti ada satu dua. Tapi mereka tahu resikonya," ujar Yasonna.

Sebelumnya Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa ada kabar tentang komunikasi yang dijalin oleh Bahrun Naim dan Aman yang masih mendekam di lembaga pemasyarakatan Nusakambangan.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016