Islamabad (ANTARA News) - Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney Senin membuat kejutan dengan melakukan kunjungan ke Pakistan di tengah meningkatnya kecemasan mengenai upaya-upaya Presiden Pervez Musharraf terhadap Al Qaeda dan pejuang Taliban. Penguasa militer Pakistan tersebut dipandang sebagai sekutu dekat AS dalam `perang terhadap teroris`, namun Washington baru-baru ini mengumumkan ada kamp-kamp latihan baru Al Qaeda di bumi Pakistan dan mengindikasikan bahwa dalam hal itu mereka menginginkan Musharraf berbuat lebih banyak. Juga ada kekhawatiran mengenai ancaman serangan musim semi dari pemberontak Taliban di tetangga Afghanistan, di mana pemerintah telah berulangkali mengatakan bahwa Pakistan tidak berbuat cukup untuk menghentikan gerakan para milisi melintas perbatasan. Kunjungan Cheney, yang tidak diumumkan kapan waktunya demi alasan keamanan, muncul setelah harian the New York Times mengutip pejabat senior AS yang mengatakan, bahwa Musharraf akan mendapat `pesan yang tidak biasa`, bahwa bantuan AS ke Pakistan akan diputus apabila pengejaran terhadap Al Qaeda justru tidak digencarkan. "Dia membuat sejumlah jaminan pada beberapa bulan lalu," kata seorang pejabat kepada harian tersebut seperti dikutip AFP. "Pesan telah kami kirimkan kepadanya dan sekarang tinggal menunggu hasilnya." Laporan itu mengatakan bahwa mayoritas Demokrat yang baru di Kongres AS berpendapat bahwa pemutusan bantuan dan bantuan militer ke Pakistan, kelima terbesar penerima bantuan luar negeri AS, dilakukan apabila negara itu tidak berbuat banyak untuk mengatasi Al Qaeda. Pakistan adalah satu-satunya yang mengakui Taliban, milisi Islam yang berkuasa di Afghanistan semasa perang setelah pendudukan Soviet, sebagai pemerintah negara yang resmi sebelum serangan 11 September 2001 terhadap AS. Tetapi setelah serangan tersebut, Musharraf menjadi sekutu Presiden George W. Bush dalam melaksanakan `perang terhadap teroris` saat AS menyerang Afghanistan dan menggulingkan Taliban yang menolak menyerahkan Osama bin Laden. Dukungan kepada AS mendatangkan penghargaan, meskipun demikian, dengan Musharraf dijadikan target upaya pembunuhan di Pakistan, di mana sebagian besar penduduknya simpati terhadap milisi Islam dan sentimen anti-AS. The New York Times mengatakan, bahwa presiden Pakistan tampaknya tidak melaksanakan semua komitmen yang dibuatnya di hadapan Bush September lalu. Pakistan mengabaikan klaim AS pada bulan ini mengenai adanya kamp-kamp latihan baru Al Qaeda sebagai hal yang `tak masuk akal`, dan mengulangi penegasannya bahwa lebih dari 700 tentaranya telah tewas di tangan milisi sejak 2001. Tetapi Musharraf baru-baru ini juga mengetahui bahwa beberapa pasukannya mungkin `menutup mata` terhadap kegiatan-kegiatan milisi. Sementara itu pada tahun lalu, catatan korban di Afghanistan bertambah sejak pengusiran Taliban, meskipun puluhan ribu tentara pimpinan AS dan pasukan NATO hadir di sana, dan milisi dilaporkan justru mempersiapkan serangan pada musim semi mendatang. Daerah yang keras di sepanjang perbatasan Pakistan dan Afghanistan diperkirakan akan menjadi tempat perlindungan bagi sejumlah milisi yang tak diketahui berapa persisnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007