Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Djoko Santoso menyatakan tingkat pelanggaran wilayah perbatasan RI oleh pihak asing cenderung meningkat pada 2007, terutama di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan, RI-Timor Leste, dan RI-Papua Nugini. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Selasa, ia mengatakan, pelanggaran wilayah perbatasan RI oleh pihak asing itu terutama dilakukan oleh para pelintas batas tradisional yang sering dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan intelijen. "Secara umum agresi militer terhadap Indonesia dari pihak asing pada 2007 sangat kecil kemungkinannya tetapi pelanggaran terhadap wilayah perbatasan RI sangat tinggi ...," katanya. Beberapa bentuk ancaman non-militer lain di wilayah perbatasan RI yang diperkirakan meningkat pada 2007, adalah kegiatan ilegal seperti pembalakan hutan, penambangan dan penyelundupan manusia, katanya. Untuk itu, kata KASAD, pihaknya telah melakukan peningkatan kesiapan dan kesiagaan prajurit TNI di beberapa wilayah perbatasan darat antara RI dengan negara-negara tersebut. "Selain itu, TNI AD juga telah meningkatkan operasi pengamanan di seluruh wilayah perbatasan termasuk meningkatkan kegiatan intelijen," kata Djoko. Ia mengatakan, saat ini terdapat 43 pos pengamanan di wilayah sepanjang perbatasan RI-Malaysia yang terdiri atas 36 pos permanen dan tujuh pos non permanen. Djoko mengatakan selain tingkat pelanggaran wilayah perbatasan RI, beberapa perkiraan ancaman yang perlu diwaspadai pada 2007 adalah aksi terorisme, konflik horizontal di Poso, Maluku dan Papua serta dinamika politik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007