Kupang (ANTARA News) - Penutupan semua pintu perbatasan antara Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan negara Timor Timur (Timtim) sejak Minggu (25/2) merugikan ekonomi Timtim. Ekonomi negara baru itu sangat bergantung pada Indonesia, khususnya dari NTT sebagai tetanggan terdekat, kata Konsul Republik Demokratik Timor Leste di Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT), Caetano de Sousa Gutteres, SH, di Kupang, Rabu. Dia mengemukakan hal itu menjawab ANTARA News berkaitan dengan dampak penutupan pintu perbatasan terhadap perekonomian masyarakat Timor Timur. "Ekonomi Timor Timur sangat terganggu, karena semua kebutuhan bahan pokok bagi masyarakat Timor Timur disuplai dari Indonesia," kata Caetano. Semua pintu perbatasan saat ini ditutup untuk sementara selama operasi militer yang dilakukan pasukan Timtim dibantu pasukan Australia dan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk menangkap kelompok milisi pimpinan Mayor Alfredo Reinado. Operasi ini dilakukan menyusul penyerangan terhadap sebuah pos kepolisian di Maliana oleh kelompok bersenjata pimpinan Mayor Alfredo Reinado pekan lalu. Selama pintu perbatasan ditutup, kata dia, semua aktivitas perdagangan lintas batas juga tidak ditutup sehingga suplai kebutuhan bahan pokok dari NTT ikut terhenti. Dia berharap, situasi yang sedang terjadi di Timor Timur saat ini dapat segera teratasi, agar semua aktivitas lintas batas dapat berjalan seperti biasa. Dengan demikian, kesulitan-kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Timor Timur selama pintu perbatasan ditutup dapat teratasi, katanya. "Jadi intinya adalah, kita harap keadaan di Timtim cepat baik, karena ekonomi kita di Timtim sangat bergantung pada Indonesia," kata Caetano.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007