Malang (ANTARA News) - Ustadz Abu Bakar Ba`asyir yang didukung massa dari Forum Umat Islam Malang, Jawa Timur, Selasa (6/1) sore menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di kawasan Taman Krida Budaya Jatim (TKBJ) Malang Jln Soekarno-Hatta.

Selain menggelar aksi solidaritas yang "dibumbui" dengan orasi, Ba`asyir minta pada pemerintah Indonesia agar mendesak Amerika dan Inggris segera menyerukan pada sekutunya (Israel) untuk mundur dan menghentikan aksi brutalnya terhadap warga Palestina.

"Kalau Amerika dan Inggris tidak mau mendesak Israel segera mundur dan menghentikan serangannya terhadap Palestina, maka putuskan saja hubungan diplomatik dengan kedua negara tersebut," katanya menegaskan.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga diminta untuk mengirimkan TNI ke Palestina serta memberikan kemudahan bagi para sukarelawan yang ingin berjihad ke Palestina termasuk kemudahan mengakses sarana dan prasarana bagi distribusi bantuan.

Dalam orasinya Ba`asyir menyatakan, perang di Palestina-Israel adalah perang agama sehingga kalau ada yang menyatakan perang di negeri itu bukan perang agama adalah salah besar.

Oleh karena itu, katanya, untuk melawan Yahudi harus dengan mengangkat senjata bukan dengan perjanjian di atas kertas saja, karena Yahudi sudah disebutkan dalam Al-Qur`an sebagai bangsa yang selalu ingkar janji.

Ba`asyir juga menyerukan pada seluruh umat Islam agar memberikan bantuan dengan menjadi Mujahid, minimal dengan berdo`a atau dengan hartanya.

Massa aksi yang memadati Jln Soekarno-Hatta itu juga mengumpulkan dana dari para pengendara motor yang sedang melintas di jalan tersebut yang nantinya akan disalurkan bagi ke Palestina.

Sementara itu Komunitas Mahasiswa Merdeka Malang (KOMMA) menggelar aksi teaterikal yang menggambarkan kekejaman dan kebutralan Israel terhadap warga Palestina di kawasan Jln Veteran Malang.

Disamping menggelar aksi teaterikal, puluhan mahasiswa ini juga menyebarkan brosur dan membawa spanduk yang berisi kecaman terhadap aksi brutal Israel serta membakar ban bekas dan bendera Israel sebagai simbol perlawanan terhadap Zionis Israel.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009