Gresik (ANTARA News) - Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, menjadi percontohan kawasan industri generasi ketiga yang terintegrasi, di mana percepatan pembangunannya didukung pemerintah.

"Ini sejalan dengan program pemerintah yang harus kami dorong," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di atas dermaga yang terintegrasi dengan kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur.

Kawasan industri JIIPE merupakan hasil kerja sama antara PT Pelindo III dan PT AKR yang direncanakan memiliki luas hingga 2.933 Ha dengan total investasi diperkirakan mencapai Rp50 triliun.

Di dalam kawasan tersebut terdapat berbagai fasilitas yang dibutuhkan industri, seperti kawasan pelabuhan seluas 406,1 hektare, lahan industri 1.761,4 hektare dan perumahan 765,77 hektare, di mana saat ini sekitar 1.400 hektare lahan telah dibebaskan.

JIIPE berencana membangun tiga pembangkit listrik yang terdiri atas PLTG 15 MW (konstruksi mulai Q1 2017), PLTG 500 MW (konstruksi mulai Q4 2018), PLTU 600 MW (konstruksi mulai Q4 2020).

Kondisi saat ini, lahan untuk pembangunan pembangkit listrik 15 dan 500 MW telah siap dan sedang menunggu surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur untuk mengurus perizinan pengajuan wilayah usaha listrik di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Jadi, tidak perlu kemana-mana, semua sudah tersedia di sini. Investor tinggal masuk," ujar Saleh.

Presiden Direktur PT AKR Haryanto Adi Koesoemo menyampaikan, perusahaan juga telah menyediakan lokasi untuk pelaksanaan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di JIIPE.

"Saat ini mekanisme PTSP untuk memudahkan investor masih dalam proses penyusunan di BKPM," ujar Haryanto.

JIIPE merupakan salah satu kawasan industri yang mendapatkan Kemudahan Izin Langsung Konstruksi (KLIK), yang hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk mengurus izin membangun pabrik.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2016