Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menerima kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb  beserta Majelis Hukama Al Muslimin, sebuah organisasi internasional independen, yang saat ini diketuai olehnya.

Menurut rilis dari Kemenag, rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Minggu (21/2) malam, disambut oleh  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) muchlis M Hanafi.

Muchlis yang juga Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMA) itu mengatakan, kunjungan ini sangat penting untuk mempererat hubungan antara kedua negara, terutama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan.

“Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia,” terang Muchlis, Minggu (21/2) .

Kunjungan Grand Syekh Al Azhar ini juga penting untuk mempererat hubungan antara masyarakat muslim Indonesia dengan Al-Azhar. Menurut Muchlis, dalam konstitusi Mesir, Al-Azhar merupakan lembaga keislaman yang bersifat independen dan memiliki kewenangan melaksanakan seluruh kegiatan keislaman.

Al-Azhar merupakan rujukan utama dalam ilmu keagamaan dan urusan keislaman yang bertanggung jawab melaksanakan dakwah serta menyebarkan ilmu keagamaan dan Bahasa Arab di Mesir dan dunia internasional.

“Syekh Al-Azhar bersifat independen, tidak bisa dijatuhkan dan pemilihannya dilakukan oleh Dewan Ulama Besar yang diatur undang-undang,” jelasnya.

Muchlis mencatat bahwa sejak abad ke-19 (1850-an), sudah ada mahasiswa Indonesia  yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang didirikan oleh Dinasti Fatimiyah pada 969 M ini. “Saat ini, sekitar 4.000an mahasiswa Indonesia sedang belajar di sana dengan beasiswa Al-Azhar,” tuturnya.

Signifikansi lainnya dari kunjungan ini, kata Muchlis, adalah karena Al-Azhar merupakan pilar penting dalam menyebarkan pemahaman Islam moderat. Peran Al-Azhar bagi penyebaran Islam yang moderat di Indonesia perlu didorong dan diperkuat.

Kunjungan Syekh Ahmad Ath-Thayyeb selaku Grand Syekh Al-Azhar kali ini adalah yang pertama ke Asia Tenggara. Dari Indonesia, Grand Syekh akan menyampaikan pesan-pesan dan seruan  perdamaian dan kemanusiaan  untuk dunia.

Agenda Kunjungan

Grand Syekh Al-Azhar bersama Majelis Hukama Al Muslimin dijadwalkan akan berada di Indonesia selama 6 hari guna menghadiri serangkaian acara, antara lain bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ia juga akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni Al Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Grand Syekh Al Azhar akan menyampaikan pidato perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia,” terang Muchlis.

Grand Syekh Al Azhar juga dijadwalkan meninjau Pusat Studi Al-Quran pimpinan Prof. Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin. Setelah itu,  ke Masjid  Al-Azhar.

Selain itu, ia akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor di Ponorogo, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut.

Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016