Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat termasuk pengusaha, pekerja dan pedagang kehilangan pendapatan Rp1 triliun per bulan dari hasil produk unggas dan makanan olahannya akibat kepanikan masyarakat menanggapi kebijakan penanggulangan penularan flu burung oleh pemerintah mulai Januari 2007. Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (MFPI) antara lain Ketua Gabungan Perusahaan Peternakan Indonesia (GAPPI) Anton J Supit dan Ketua Pinsar Unggas Nasional (PUN) Drh Hartono mengatakan hal itu di Jakarta, Kamis, usai bertemu Menkes Siti Fadilah Supari. Menurut Anton Supit, omset penjualan unggas beserta produknya telah menurun 50 persen dari Rp2 triliun per bulan pada 2006 menjadi Rp1 triliun per bulan mulai Januari 2007 sehingga merugikan pengusaha, peternak dan pedagang eceran. "Selain kerugian materiil Rp1 triliun per bulan itu, dampak pemusnahan unggas menjadikan kurangnya asupan protein hewani masyarakat dari unggas yang diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kecerdasan seseorang," katanya. Dia memberikan contoh, konsumsi daging ayam rata-rata penduduk Indonesia tergolong rendah di Asia yakni 4,4 kg per tahun, Malaysia (36,74 kg), Singapura (28 kg), Thailand (15,8 kg). Jajaran FMPI dan Menkes telah menyatakan sepakat bahwa untuk memutus mata rantai penularan virus flu burung secara regional yakni pada kawasan yang tertular virus flu burung (H5N1), namun bukan memusnahkan seluruh unggas di Indonesia. Anton mengatakan, peternak dengan skala industri besar dan menengah telah mengikuti prosedur pencegahan flu burung yang ditetapkan Deptan, seperti memberikan vaksinasi terhadap seluruh ternaknya, membersihkan kotoran dan kandang unggas dengan disinfektan dan melakukan pemeriksaan rutin atas ternak yang sakit. Sedangkan industri unggas dengan skala rumah tangga yang berdekatan pemukiman memang harus dipindahkan untuk mencegah kemungkina penularan virus flu burung bagi masyarakat. FMPI ikut mengkampanyekan pola hidup bersih dan sehat, menkonsumsi produk unggas yang aman dari virus flu burung yakni telah dimasak minimal pada suhu 70 derajat celsius. Sementara itu, Ketua Umum FMPI, Don Utoyo mengatakan, pihaknya memberikan masukan dan delapan langkah untuk penanggulangan virus flu burung, seperti mengurangi konsentrasi virus dengan bio security, surveillance (pemantauan) dan vaksinasi, membentuk lembaga otonom dalam penanganan virus flu burung. Langkah pemusnahan unggas yang menderita flu burung dengan memberikan ganti rugi bagi peternak kecil, menggalang solidaritas nasional dan internasional, serta melakukan kampanye makanan sehat dan aman. Pada kesempatan terpisah, Menkes Siti Fadilah Supari mengimbau masyarakat agar tidak bereaksi terlalu berlebihan dalam merespon kebijakan pemerintah penanganan flu burung, seperti pemusnahan masal di sejumlah daerah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007