Jakarta (ANTARA News) - Para menteri luar negeri, menteri penegakan hukum, dan kepala kepolisian dari Indonesia, Australia, Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina akan bertemu di Jakarta pada 5-6 Maret 2007 untuk mencari cara praktis memperkuat kerja sama perang melawan terorisme. Pertemuan tingkat menteri untuk membicarakan berbagai langkah keenam negara dalam mempertahankan kerjasama antar negara yang secara langsung terkena ancaman kelompok teroris regional itu diselenggarakan bersama oleh Indonesia dan Australia. Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, dalam pernyataan tertulis Kedubes Austrailia yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, menyebutkan terkait dengan pertemuan tingkat menteri sub-reginoal tentang anti terorisme itu, ia akan berada di Indonesia dari 4 hingga 7 Maret. Downer mengatakan Jaksa Agung Philip Ruddock, Wakil Kepala Polisi Federal Australia, Agen Federal John Lawler, dan Duta Besar Australia untuk Anti-Terorism,, Mike Smith, akan mendampinginya dalam pertemuan yang akan mencari cara-cara praktis untuk memperdalam kerja sama dan menangani tantangan-tantangan yang muncul dalam memerangi terorisme di kawasan, terutama di sektor-sektor kritis dalam menghadapi radikalisasi dan kesiapan menghadapi kejadian yang menyebabkan korban secara massal. Para peserta juga akan membicarakan kerjasama penegakan hukum serta kerangka hukum untuk menghadapi terorisme dan ancaman senjata non-konvensional, katanya. Pemerintah Australia menempatkan prioritas setinggi-tingginya pada upaya memerangi ancaman teroris di dalam maupun di luar negeri. Keberhasilan hanya akan tercapai melalui usaha bersama untuk menangkap para teroris dan mencegah serangan, katanya. Di sela pertemuan tersebut, kata Downer, ia akan mengadakan pembicaraan bilateral dengan mitranya, Menlu Nur Hassan Wirajuda dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Dr Hamid Awaludin. Selama di Indonesia, selain Jakarta, Downer juga dijadwalkan mengunjungi Semarang, Yogyakarta dan Bekasi untuk memberikan dorongan kepada berbagai pihak terkait dalam upaya bilateral anti-terorisme dan pembangunan. "Saya akan membuka Program Kepemimpinan Eksekutif Regional yang pertama di Pusat Kerjasama Penegakan Hukum Jakarta (JCLEC) di Semarang," katanya. JCLEC didirikan dan dikelola oleh Australia dan Indonesia. Program kepemimpinan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan pribadi, berorganisasi dan kepemimpinan para perwira senior dari berbagai tempat di kawasan dengan fokus pada anti-terorisme, kejahatan lintas perbatasan, intelijen dan pengambilan keputusan. Di Yogyakarta, Downer akan bertemu Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Muhammadiyah, Dr Din Syamsuddin. Australia mendukung pengembangan sektor pendidikan Indonesia melalui Program Pendidikan Dasar (BEP) senilai 355 juta dolar Australia yang dikelola oleh AusAID. Dana bantuan itu digunakan untuk membangun dan memperluas sekitar 2.000 sekolah di 19 propinsi di Indonesia selama tiga tahun mendatang. "Saya pun akan mengunjungi sebuah madrasah tsaniwiyah yang didanai BEP di Bekasi," kata Downer. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia, Filipina dan Thailand merupakan tiga negara yang rentan terhadap ancaman aksi terorisme dalam beberapa tahun terakhir ini. Berbeda dari ketiga negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) itu, Australia tak pernah mengalami langsung aksi terorisme di negaranya, namun 88 warga negaranya termasuk di antara 202 orang yang tewas dalam serangan teroris di Bali tahun 2002 dan Gedung Kedutaan Besarnya di Jakarta menjadi target serangan bom mobil tahun 2004. Menlu Downer menyebut serangan teroris terhadap gedung Kedutaan Besar di Jakarta sebagai "pernyataan perang terhadap Australia". (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007