Hal pertama yang disebutkan Deborah adalah komunitas. Menurut dia, teknologi saat ini sudah menjadi komunitas yang terbentuk dari sebuah pertemuan. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk berkumpul dengan komunitas startup.
"Ini (startup) semua tentang komunitas. Bertemulah dengan banyak orang, bicaralah dengan orang lain yang melakukan hal yang sama dengan yang kamu juga lakukan," kata Deborah, di @america, Jakarta, Kamis.
Selain komunitas, faktor yang menentukan kesuksesan adalah pendiri startup itu sendiri. Dia mengatakan bahwa seorang entrepreneur harus berani mengambil resiko dan belajar dari kegagalan.
Alasan lain mengapa startup asal Silicon Valley sukses, menurut Deborah, adalah ekosistem, di mana investor dan entrepreneur yang telah sukses menjadi mentor dari entrepreneur yang baru memulai startup mereka.
"Entrepreneur muda suka mendengarkan cerita sukses. Oleh karena itu, investor dan entrepreneur yang telah sukses harus mau berbagi cerita," ujar dia.
"Mentor juga tidak perlu di bidang yang sama," sambung dia.
Selanjutnya, modal. Hal ini menjadi tantangan utama. Deborah mengatakan startup Silicon Valley memiliki berbagai sumber dalam mendapatkan modal.
"Memang susah mendapatkan dana untuk mendukung startup. Namun, sumber modal untuk startup bisa dari mana saja, seperti crowd-funding dan angel investor," kata dia.
Tidak hanya itu, banyaknya corporate venture capital juga mendukung berkembangnya startup di Silicon Valley. Begitu juga dengan akselerator, yang beberapa bahkan menspesialisasikan pada sektor khusus seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial intelligence (AI).
Terakhir, kesuksesan startup juga tidak lepas dari hardware. Menurut Deborah, hardware yang terjangkau memudahkan dalam membangun startup.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
