Makassar (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Hari Peduli Sampah Nasional merupakan bentuk kesedihan dan balas dendam atas sikap ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah.

"Peringatan HPSN jangan diperingati seperti hari lain dalam bentuk kegembiran, melainkan ini kesedihan dan balas dendam. Membalas kesalahan kita yang memperlakukan sampah dengan tidak peduli," kata Wapres dalam Peringatan HPSN Tahun 2016 di Celebes Convention Center Makassar, Sabtu.

Wapres menjelaskan HPSN memang ditujukan untuk mengingat kembali peristiwa longsor yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Bandung pada 21 Februari 2005, yang menewaskan 143 jiwa.

"Kita semua di sini datang untuk berjanji tidak mengulangi kejadian itu, kita tidak datang untuk bergembira melainkan untuk menghindari kejadian musibah seperti 11 tahun yang lalu itu," jelasnya

Longsor di TPA Leuwigajah 11 tahun lalu disebabkan oleh banyaknya sampah yang tidak dikelola dengan baik, sehingga menggunung dan menyebabkan longsor ketika turun hujan disertai ledakan akibat gas dari tumpukan sampah tersebut.

Kejadian itu semakin disayangkan karena terjadi di Bandung, dimana banyak terdapat orang yang memahami ilmu penataan kota di Institut Teknologi Bandung.

Oleh karena itu, Wapres pun meminta agar pemerintah daerah, khususnya kabupaten dan kota, lebih memperhatikan lagi pengelolaan sampah di daerah masing-masing.

"Ini menjadi penting karena melibatkan semua pihak. Apalagi (longsor) waktu itu di Bandung, dimana banyak ahli-ahli planologi dan ahli dari ITB, tetapi memperlakukan daerahnya dulu seperti itu, sampai ketinggian sampah mencapai 50 meter dan begitu ada hujan langsung roboh," jelasnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pengelolaan sampah merupakan solusi tepat untuk kondisi meningkatnya sampah yang mencapai hingga 64 juta ton di 2015 di Indonesia

Sebanyak 11 persen dari total sampah tersebut disumbang oleh penggunaan plastik.

"Jika sampah tidak dikelola dengan baik dan benar, maka itu tidak menimbulkan manfaat melainkan bisa menjadi bencana bagi kita semua," kata Siti Nurbaya.

Dalam peringatan HPSN kali ini, dilakukan penandatanganan komitmen bersama Sosialisasi dan Uji Coba Penerapan Kantong Plastik Tidak Gratis oleh 21 wali kota dan Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo).

Dengan diet plastik tersebut diharapkan jumlah sampah non-organik yang memerlukan waktu urai cukup lama dapat dikurangi.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016