Kupang (ANTARA News) - Proses pencarian korban tewas maupun hilang dalam bencana tanah longsor dan banjir di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak 1 Maret 2007 menggunakan peralatan manual dan sederhana, sehingga hasilnya pun tidak memuaskan. "Itu salah satu kendala utama dalam penanganan dampak bencana di Manggarai," kata Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkoorlak) Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (PBP) Provinsi NTT, Drs Sentianus Medi, M.Si, di Kupang, Senin. Ia mengatakan, setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak di Kabupaten Manggarai diketahui bahwa proses pencarian korban menemui kendala serius. Apalagi, ia mengemukakan, hujan deras disertai kabut masih menyelimuti sebagian besar wilayah Kabupaten Manggarai dan ruas jalan menuju lokasi bencana putus, sehingga distribusi alat berat guna membantu proses pencarian tak bisa dilakukan. "Itu sebabnya mengapa proses pencarian korban hanya menggunakan peralatan seadanya oleh aparat dan masyarakat setempat. Kondisi geografis yang sulit dijangkau mempengaruhi kelancaran distribusi bantuan darurat," ujarnya. Medi mengatakan, upaya pencarian korban bencana tanah longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Manggarai, terus dilakukan dan sampai hari ini sudah 34 jenazah yang ditemukan dan 40 orang dilaporkan hilang. Bencana tanah longsor akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah bagian barat Pulau Flores itu, melanda Kampung Wotok Desa Riung, Kampung Perak dan Dusun Gapong, Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai. Hujan deras juga mengakibatkan bencana banjir di Wae Nggeng, Desa Lando, Kecamatan Cibal. Dalam peristiwa ini dua orang tewas setelah hanyut terbawa arus. Banjir juga melanda Desa Manong, Kecamatan Ruteng, dan dalam musibah itu seorang dinyatakan hilang dan belum juga ditemukan hingga saat ini. Di Kecamatan Reok, guyuran hujan deras memicu gelombang pasang sungai Wae Pesi hingga air meluap ke badan jalan setinggi satu meter. Delapan orang diseret arus, seorang luput dari maut, satu orang meninggal dan enam orang lainnya hanyut terbawa arus dan belum ditemukan. Dengan demikian, korban tewas akibat banjir di tiga lokasi itu sebanyak tiga korban dan tujuh lainnya dinyatakan hilang. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat bencana tanah longsor dan banjir di delapan desa di Kabupaten Manggarai, sampai Senin (5/3) pagi, terdata sebanyak 34 dan jumlah warga yang dinyatakan hilang sebanyak 40 orang. Penduduk yang mengungsi dari empat kecamatan dilanda bencana tanah longsor dan banjir, mencapai 530 orang. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007