Palu (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin Said mengatakan komisi yang ia pimpin akan memberikan dukungan terhadap peningkatan sumber daya manusia dan peralatan kemetereologian dan geofisika kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami akan dukung dengan peralatan dan peningkatan sumber daya manusia kepada BMKG," kata Muhidin Said di sela-sela pemantauan Gerhana Matahari Total (GMT) di Lapangan sepak bola Desa Kotapulu, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu.

Muhidin mengaku kagum dengan kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia saat saat ini sehingga setiap perubahan fenomena alam dapat diketahui dengan cepat.

"Merekalah (BMKG) yang mengetahui cuaca, tinggi rendahnya gelombang laut, gempa, tsunami termasuk gerhana matahari," katanya.

Di lokasi pemantauan GMT di Kotapulu, BMKG memasang dua alat teropong serta tv monitor yang dapat merekam gerakan matahari. Melalui tv tersebut warga dan undangan dapat melihat semua fase pada detik-detik terjadinya GMT.

Politisi Partai Golkar dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu mengatakan dukungan peralatan dan teknologi serta peningkatan sumber daya manusia tersebut tidak saja terkait dengan keilmuan tetapi juga posisi Indonesia di mata dunia internasional dan keselamatan bangsa dari berbagai fenomena alam yang membahayakan seperti gempa bumi dan tsunami.

"Teknologi kita sekarang sudah bisa mendeteksi tsunami," katanya.

Muhidin mengatakan salah satu mitra Komisi V yang selama ini cukup mendapat perhatian adalah BMKG.

Terkait GMT, Muhidin mengatakan dirinya sangat kagum dan mengakui kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia sehingga fenomena alam yang langka tersebut dapat diketahui dengan pasti.

"Merinding bulubulu saya melihat keajaiban alam itu," katanya.

Titik pemantauan GMT di Desa Kotapulu juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri Kabinet yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yudi Krisnandi, Menkominfo Rudiantara dan pengusaha nasional Sofyan Wanandi.

BMKG memilih Kotapulu sebagai tempat pemantauan GMT karena di titik tersebut merupakan titik terlama GMT di Sulawesi Tengah yakni 2 menit 22 detik dan letaknya strategis.

Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016