Beirut (ANTARA News) - Pemerintah Suriah mengesampingkan pembahasan soal kepresidenan pada perundingan damai yang akan dimulai Senin pekan depan dengan menyebut Presiden Bashar al-Assad "garis merah" yang tak boleh dilewati.

Tidak hanya itu, pemerintah Suriah juga menyebut kubu oposisi tengah berkhayal jika mengira mereka bisa mengambil kekuasaan di Jenewa.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem memastikan partisipasi pemerintahnya dalam perundingan pimpinan PBB itu, namun menyatakan perundingan itu akan gagal jika oposisi berkhayal akan berkuasa di Jenewa ketika mereka kalah di medan perang.

Delegasi pemerintah akan menolak setiap upaya yang memasukkan pemilih presiden pada agenda perundingan, kata dia.

"Kami tidak akan berbicara kepada orang yang membahas posisi kepresidenan. Bashar adalah garis merah, milik rakyat Suriah," kata Moualem. "Saya nasehatkan kepada mereka andai ini yang dipikirkan mereka, maka mereka tidak perlu datang berunding. Mereka harus meninggalkan khayalan ini."

Moualem mengatakan delegasi pemerintah akan datang ke Jenewa Minggu esok namun akan kembali ke Damaskus dalam jangka 24 jam jika pihak lain tidak muncul, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016