Mataram (ANTARA News) - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) menggunakan pakaian adat lokal khususnya PKL dalam kegiatan "car free day" di Jalan Udayana, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Penggunaan pakaian adat lokal yakni adat Sasak ini merupakan langkah awal kita melakukan penataan PKL car free day (CFD) setiap hari Minggu," kata Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, penggunaan pakaian adat lokal bagi PKL CFD ini masih dalam bentuk imbauan terutama bagi para pedagang kuliner.

"Pedagang berbagai jenis kuliner makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia ini, memang hanya menggunakan sapuk atau ikat kepala yang merupakan ciri khas warga Sasak. Untuk pakaiannya akan kita arahkan secara bertahap," ujarnya.

Penggunakan pakaian adat lokal itu bertujuan, selain sebagai implementasi visi Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya, sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata.

Apalagi, Jalan Udayanan akan dijadikan ikon kota, sehingga berbagai penataan harus terus ditingkatkan termasuk kerapian dan kebersihan pedagang.

"Dengan menggunakan pakaian adat lokal pedagang terlihat rapi, pengunjung juga bisa membedakan mana pedagang dan mana pembeli," ujarnya.

Dikatakannya, sejauh ini jumlah PKL yang berjualan saat CFD setiap hari Minggu mulai pukul 06.00 WITA hingga 09.00 WITA sekitar 700 pedagang didominasi oleh pedagang kuliner.

Kuliner yang dijajakan sat CFD berasal dari berbagai daerah di Indonesia, karena Mataram merupakan kota yang heterogen, sehingga menu-menu andalan dari Sabang sampai Merauke tersedia saat CFD.

Dalam melakukan penataan PKL Udayana, Dinas Pertamanan bekerja sama dengan asosiasi pedagang kaki lima (APKLI) Kota Mataram.

Sementara, lanjut Kemal, untuk menjamin keamanan dan penataan PKL saat kegiatan CFD, pihaknya akan membuat posko satgas pertamanan di kawasaan Taman Bumi Gora Udayana.

"Posko ini sebagai salah upaya antisipasi berbagai kejadian-kejadian insedentil sehingga cepat tertangani, sebab kantor kita berada di ujung timur kota," katanya.

Posko ini, katanya, nantinya juga akan menjadi tempat transit mobil tangki air untuk kebutuhan pemeliharaan taman dan mobil "sky lift" untuk pemotongan ranting pohon dan perbaikan lampu penerang jalan umum (PJU).

"Prinsipnya keberadaan posko satgas pertamanan dimaksudkan untuk memberikan respon cepat terhadap masalah masyarakat dalam bidang pertaman termasuk PKL CFD," ujarnya. 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016