Bandung (ANTARA News) - Banjir yang melanda kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung masih memutus arus lalu lintas jalan yang mengakses ke Kota Bandung, Senin.

Jalan Banjaran - Dayeuhkolot dan Banjaran - Baleendah - Bojongsoang masih terendam banjir dengan ketinggian antara 50 sentimeter hingga 70 sentimeter.

Akibatnya kendaraan ukuran kecil dan sepeda motor tidak bisa melintas di jalur itu sehingga harus berbalik arah menggunakan jalur alternatif ke jalan Kulalet - Rancamanyar. Kepadatan kendaraan mengakibatkan kemacetan di jalan yang tidak terlalu lebar itu.

Sementara itu sejumlah pengendara sepeda motor memilih jalan pintas menggunakan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Munjul dengan Desa Margasari meski harus berjuang melintas di jalur berlumpur.

"Air masih menghalangi perjalanan, terpaksa kami balik arah. Bahkan minggu kemarin saya tidak bisa masuk pabrik karena banjir ini," kata Ujang Didin salah seorang pekerja di Jalan Palasari Kabupaten Bandung.

Genangan juga terjadi di Jalan Raya Baleendah - Dayeuhkolot dekat SPBU dan Jembatan Dayeuhkolot dengan ketinggian air hingga semeter. Selain itu jalan Baleendah Rancamanyar juga terendam banjir sepanjang satu kilometer di Kelurahan Andir Baleendah.

Sementara itu warga korban banjir sebagian sudah mengungsi ke sejumlah GOR atau menginap di rumah keluarganya yang tidak terkena banjir. Sejumlah Posko pengungsi juga sudah didirikan untuk membantu korban banjir seperti di Kecamatan Baleendah. Ketinggian banjir di lokasi permukiman di Kelurahan Andir hampir mencapai atap rumah.

Adapun di Kecamatan Dayeuhkolot, sekitar 140-an keluarga mengungsi di kantor kecamatan. Mereka yang mengungsi adalah warga Desa Margasari dan Cibodas yang rumahnya terkena genangan arus Sungai Cikapundung.

Begitu pula warga di Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang yang terpaksa mengungsi dan tidur memanfaatkan ruko yang difungsikan sebagai penampungan pengungsi.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016