Jakarta (ANTARA News) - Agung Kuswandono, Ketua Satuan Tugas Dwelling Time yang dibentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, meminta semua pihak tidak membandingkan besaran waktu tunggu bongkar muat barang di pelabuhan Singapura dengan Tanjung Priok.

"Dwelling time" di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dalam catatan Agung, kini telah mencapai 3,6 hari, sedangkan di Singapura bisa 1 hari.

"Sekarang 3,6 hari dan ini masih bisa dikecilkan. Tapi saya mohon jangan bandingkan dengan Singapura karena sistemnya beda. Dia (Singapura) itu transhipment," kata Agung dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Dengan sistem transhipment di Singapura, hanya sekitar 10 persen barang dari pelabuhan yang benar-benar masuk ke negara tersebut.

"90 persennya hanya transit saja. Misal kapal dari Tiongkok datang, dia hanya tukar kapal di situ (Singapura), terus berangkat lagi ke Australia. Tukar menukar kapal saja satu hari," jelasnya.

Sistem tersebut, jelas sangat berbeda dengan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok di mana 90 persen barang akan masuk dalam negeri sehingga harus diperiksa demi alasan keamanan.

"Makanya 90 persen di kita ini beda dengan 10 persennya Singapura. Kalau mau bandingkan, seharusnya dengan Tanjung Pelepas di Johor Bahru, Malaysia," imbuhnya.

Menurut Agung, yang juga menjabat sebagai Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, pencapaian mengurangi dwelling time dari sebelumnya 7-8 hari menjadi 3,6 hari merupakan prestasi yang cukup membanggakan.

Mantan Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan itu pun mengapresiasi kerja keras seluruh jajaran kementerian/lembaga, serta pelaku usaha dalam mendukung instruksi Presiden Jokowi terkait dwelling time.

"Baru kali ini semua kementerian/lembaga sukarela memperbaiki hal yang mengganggu proses di Tanjung Priok. Ini mempercepat dwelling time dari 7-8 hari menjadi sekarang 3,6 hari," katanya.

Agung menambahkan, pihaknya akan berupaya keras mewujudkan instruksi Presiden Jokowi agar dwelling time bisa mencapai 2-3 hari.

Kendati menurut dia, capaian saat ini sebesar 3,6 hari sebenarnya telah memenuhi target awal yang diminta Presiden Jokowi, yakni 4,7 hari.

"Saat ini dwelling time sudah 3,6 hari. Sebenarnya 3,6 hari ini melebihi permintaan Pak Jokowi yang pertama. Beliau minta dwelling time itu 4,7 hari. Sekarang beliau minta dwelling time turun antara 2-3 hari. Jadi kami masih kerja keras," ujarnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016