Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Perpustakaan Nasional menyebutkan, perpustakaan terapung hanya ada tujuh di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, karena biaya operasional perpustakaan terapung ini cukup mahal.

"Sudah ada di Bengkalis satu, karena biaya operasionalnya cukup mahal jadi baru ada tujuh di Indonesia," kata Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih, di Pekanbaru, Jumat.

Ia menjelaskan, biaya operasional untuk pustaka mencapai Rp400 juta pertahun. Namun demikian itulah cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat daerah pesisir.

"Ada banyak cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat salah satunya dengan memodifikasi perpustakaan terapung ini," tuturnya.

Perpustakaan terapung dikhususkan bagi daerah-daerah kepulauan yang aksesnya sulit dijangkau seperti daerah di perbatasan. Kalau di darat itu ada perpustakaan keliling, kalau di air perpustakaan terapung.

Dia menjelaskan pustaka terapung adalah kapal yang dimodifikasi menjadi perpustakaan dan siap menjemput masyarakat yang ingin membaca.

Hal itu disampaikannya dalam kesempatannya di Pekanbaru dalam acara pencanangan Riau sebagai provinsi literasi di Pustaka Wilayah Soeman HS. 

Saat itu dia mengatakan Pustaka Wilayah Soeman HS Provinsi Riau masuk kategori terbaik di Indonesia, tapi belum pengelolaannya.

"Arsitektur untuk pembangunan memang terbaik se-Indonesia tapi kalau untuk pengelolaan belum bisa dikatakan nomor satu," kata Sri Sularsih.

Dalam kaitan itu, dia menjelaskan bahwa pengelolaan perpustakaan terus ditingkatkan dengan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan di daerah. Dia memberikan tips agar perpustakaan di daerah dapat sukses dan menarik masyarakat minimal 800 pengunjung. 

Pewarta: Fazar Muhardi dan Diana Syafni
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016