Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengatakan pemuda mampu mendorong demokrasi berjalan dengan lebih segar dan lebih cepat sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai.

"Masa depan sebuah bangsa, sangat ditentukan oleh peran aktif pemudanya dalam demokrasi," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakannya saat menyampaikan pidato dalam Sidang Parlemen Dunia 134rd Inter Parliamentary Union Assembly and Related Meetings Lusaka, Zambia, pada 20 Maret 2016.

Dia menjelaskan sejarah demokrasi Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran pemuda. Mulai dari proses awal kemerdekaan hingga saat ini, pemuda merupakan aktor penting dalam sejarah Indonesia.

Indonesia, menurut dia, termasuk negara yang sangat kuat mendorong pemuda mengambil peran yang luas di dalam demokrasi,

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu mencontohkan, dalam Undang-Undang Pemilu memberikan syarat minimum usia 21 tahun sebagai kandidat anggota parlemen.

Begitu pula Undang-Undang yang mengatur pemilihan kepala daerah, warga negara 25 tahun sudah dapat menjadi walikota dan 30 tahun untuk menjadi gubernur.

"Indonesia melihat bahwa pemuda merupakan kelompok yang kreatif, agen perubahan, dan masa depan sebuah bangsa," katanya.

Karena itu menurut dia, dirinya mengajak semua pihak sebagai anggota parlemen untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang kondusif agar pemuda dapat lebih aktif lagi di alam demokrasi.

Dalam kesempatan tersebut ia juga mengatakan, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, terdiri dari 13.466 pulau, ratusan bahasa serta etnik.

Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia dan menjadi bukti nyata bahwa Islam dan demokrasi dapat tumbuh bersama.

"Itu menunjukkan bahwa kami bersatu dalam keberagaman," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2016