Jayapura (ANTARA News) - Indonesia berkomitmen memperkuat hubungan bilateralya dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, termasuk dengan Papua Nugini dan Republik Fiji yang akan dikunjungi delegasi RI pekan ini, kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Sekarang, kita ingin hubungan kita lebih baik dengan negara-negara di Pasifik Selatan," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jayapura, Senin malam, terkait dengan agenda kunjungannya ke kedua negara anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) itu pekan ini.

Luhut mengatakan, kunjungan delegasi RI ke Republik Fiji yang direncanakan dilakukan pada 31 Maret hingga 1 April itu bertujuan menyerahkan bantuan senilai lima juta dolar AS untuk membantu para korban Topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari 2016.

"Saya juga membawa surat Presiden Joko Widodo untuk Perdana Menteri Fiji J.V.Bainimarama," katanya.

Selain memberikan bantuan dana senilai 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan berbentuk barang senilai tiga juta dolar AS, ia mengemukakan, Indonesia juga akan mengirim satu kompi pasukan zeni TNI-AD guna membantu proses rekonstruksi pasca-bencana topan kategori 5 itu.

"Kunjungan ke Fiji itu juga akan menyertakan gubernur dari lima provinsi," katanya.

Berkaitan dengan keberadaan warga negara Indonesia (WNI) asal Papua di Papua Nugini, Luhut menilai, keputusan akhir diserahkan kepada mereka masing-masing, terkait dengan apakah mereka ingin kembali ke Tanah Air atau menetap di sana.

Perihal pentingnya posisi negara-negara di kawasan Pasifik Selatan dalam kebijakan luar negeri Indonesia sempat ditegaskan Wakil Menteri Luar Negeri A.M.Fachir dalam pidatonya di depan peserta KTT ke-20 MSG yang berlangsung di Honiara, Kepulauan Solomon, pada 26 Juni 2015.

Bagi Indonesia yang memiliki 11 juta orang keturunan Melanesia yang tersebar di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur, kawasan Pasifik merupakan "salah satu prioritas utama Indonesia", katanya.

Kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Port Moresby, Papua Nugini, pada 11-12 Mei 2015 atas undangan Perdana Menteri Peter ONeill juga merupakan "refleksi nyata dari prioritas ini", demikian Fachir.

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016