Jakarta (ANTARA News) - Produsen elektronik asal Jepang, Sanyo Electronic Co Ltd, menjadikan Indonesia basis produksi pompa air yang mampu menghasilkan air bersih terutama untuk pasar ekspor di negara berkembang, termasuk Indonesia. Direktur Eksekutif Sanyo Electric Co Ltd, Akira Kan, pada peluncuran Aquaoasis di Gedung Deperin, Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa produksi pompa dengan penjernih air yang mampu menghasilkan air tanpa warna,rasa, dan bau itu merupakan hasil kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). "Kami akan mulai menjual produk tersebut pada 20 April 2007 dan pada tahun pertama April 2007-Maret 2008 kami akan memproduksi sebanyak 20 ribu unit dan jumlah (produksinya) akan terus ditingkatkan," katanya. Untuk memproduksi pompa air dengan teknologi penjernihan tersebut, menurut Akira, pihaknya telah melakukan investasi sekitar satu juta dolar AS untuk riset dan pengembangan. "Untuk produksi tahun pertama ini kami investasi sekitar 3 juta dolar AS dan akan meningkat terus seiring penambahan produksi," katanya. Akira menyatakan komitmennya untuk melakukan lokalisasi komponen produk pompa penjernih air tersebut yang saat ini komponen lokalnya mencapai 70 persen dan sekitar 30 persen terutama alat ozonisernya masih diimpor dari Jepang. Selain dipasarkan di dalam negeri, produk tersebut juga akan diekspor ke negara berkembang lainnya seperti India, Vietnam, Malaysia, dan Philipina. Akira mengakui saat ini harga Aquaoasis tersebut masih tinggi sekitar 700 dolar AS per unit dan diperkirakan harganya bisa terus menurun seiring dengan penambahan produksi. Menperin Fahmi Idris yang hadir pada acara tersebut mengatakan mengharapkan harga produk pompa penjernih tersebut tidak mahal agar bisa dibeli masyarakat di daerah remote (pinggiran) yang membutuhkan air bersih. "Kami juga berharap Sanyo juga mengembangkan produk tersebut agar bisa diproduksi di daerah remote yang tidak ada listrik, guna mengatasi masalah penyediaan air bersih oleh pemerintah," katanya. Fahmi juga berharap Aquaoasis tersebut tidak hanya mencantumkan merek Sanyo tapi juga nama ITB sebagai lembaga yang turut melakukan riset dan pengembangan produk tersebut. "Tahun 2009 kami berharap Sanyo juga mengembangkan produk tersebut sehingga air yang dihasilkan bukan saja tidak berwarna, berbau, tapi juga bisa langsung diminum," katanya. ITB dan Sanyo mulai melakukan kerjasama pada Juni 2006 untuk mengembangkan pengelolaan sumber daya air di Asia dengan target pada 2015 sekitar 80 persen masyarakat Indonesia bisa mendapatkan air bersih. Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deperin Budi Darmadi mengatakan pompa penjernih air tersebut diperkirakan mampu memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ikut dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah karena TKDN diperkirakan mencapai 67 hingga 70 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007