Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China menolak dikatakan bahwa Provinsi Guangdong, di wilayah selatan negeri itu, menjadi sumber dari virus flu burung (Avian Influenza/AI) yang berbahaya, H5N1, seperti satu laporan yang dipublikasikan di Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Laporan pihak AS tersebut mengatakan Guangdong adalah provinsi yang menjadi sumber dari berbagai rangkaian virus AI, baik di kawasan regional maupun di tingkat internasional, adalah kesimpulan yang keliru, karena kurang didukung bukti-bukti, He Xia, pejabat Departemen Pertanian China, layaknya dikutip Reuters dari surat kabar di china. Tim ilmuwan AS di Universitas California Irvine melaporkan, Provinsi Guangdong menjadi sumber dari gelombang rangkaian H5N1 yang telah menyebabkan musnahnya ratusan ternak unggas. Para penliti AS menmpelajari bahwa sampel virus yang diambil dari provinsi yang terletak di wilayah barat laut China, provinsi Qinghai, juga menjadi sumber penyebaran AI. Sejak virus H5N1 telah menyebar ke lebih dari 50 negara yang letaknya cukup jauh dari China, antara lain Nigeria dan Inggris. Hal yang dikhawatirkan sesungguhnya adalah virus tersebut dapat bermutasi berubah bentuk lain yang dapat dengan mudah ditularkan dari orang ke orang lainnya, sehingga menimbulkan pandemik. AI sejauh ini telah menjangkiti 277 orang dan mengambil nyawa 167 orang, demikian keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007