Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Militer Israel menahan sekitar 50 warga Palestina dalam serangan terhadap markas besar intelijen militer penguasa Palestina di Ramallah Rabu, kata sumber-sumber keamanan Palestina. Sekirar 100 kendaraan militer Israel mengepung gedung tersebut sejak pagi, dan tentaranya mengancam menyerang jika orang-orang yang berada di dalam gedung berusaha keluar, demikian laporan yang dikutip Reuters. Sumber-sumber mengatakan, tentara negara Yahudi itu kemudian menahan sekitar 50 orang, sementara pihak militer Israel mengatakan, pihaknya menahan 18 orang yang dicari. Tidak ada laporan-laporan bahwa dalam kasus ini jatuh korban cedera. "Militer menahan 18 orang Palestina yang dicari karena melakukan penyerangan dan berusaha menculik tentara dan sipil Israel," kata seorang jurubicara militer. Mereka menambahkan, senjata-senjata dan bahan peledak juga mereka sita dari markas tersebut. Sumber-sumber Palestina membenarkan bahwa 18 orang telah ditahan militer Israel. Namun tidak segera diperoleh keterangan apakah sebagian orang-orang yang ditahan itu telah dibebaskan. Sumber keamanan Israel mengatakan, penahanan itu `menggunakan infrastruktur petugas keamanan Palestina sebagai dasar bagi pelaksanaan operasi mereka.` "Penguasa Palestina mengetahui hal ini dan tidak melakukan apapun untuk memerangi kegiatan teroris mereka," kata sumber itu. Dalam bulan Januari, empat orang tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka dalam serangan militer Israel ke pusat Ramallah, serta menahan sejumlah milisi Palestina. Pada pekan lalu, seorang penduduk sipil Palestina tewas dan sejumlah lainnya cedera dalam serangan beberapa hari yang dilancarkan oleh militer negara Yahudi itu di kota utara Tepi Barat, Nablus. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007