Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, turun 12 poin menjadi Rp9.207/9.212 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.195/9.210, akibat berlanjutnya aksi beli greenback. "Spekulasi beli dolar AS yang dilakukan pelaku lokal, karena mereka masih khawatir berbagai bencana alam yang terjadi di dalam negeri, meski dolar AS terhadap yen merosot, " kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pelaku lokal tak mengindahkan isu positif melemahnya dolar AS terhadap yen, menyusul kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang melemah. Berbagai indikator ekonomi AS cenderung melemah yang mendorong pelaku asing melakukan aksi 'short position' terhadap yen. Para pelaku asing juga sedang menunggu laporan upah tenaga kerja AS, katanya. Dolar AS terhadap yen turun 0,2 persen menjadi 115,80 dan euro melemah 0,2 persen menjadi 152,60 yen. Rupiah, lanjut Kostaman, masih sulit untuk menguat menjauhi level Rp9.200 per dolar AS, bahkan Bank Indonesia (BI) yang sudah masuk pasar untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah sampai saat ini belum berhasil. "Kami percaya BI akan melakukan yang terbaik bagi rupiah. Jadi langkah BI masuk pasar dan mengantisipasi tekanan akan dilakukan pada saatnya nanti," katanya. Ia mengatakan pasar saat ini masih positip terhadap dolar AS, karena itu rupiah berpotensi masih terkoreksi, sekalipun penurunannya tidak besar dibanding hari-hari sebelumnya. Apalagi bursa saham regional cenderung melemah yang sedikit banyak masih memberikan tekanan negatif terhadap pergerakan rupiah, katanya. Meski demikian, menurut dia, rupiah masih mempunyai peluang untuk kembali menguat, apalagi Bank Indonesia (BI) mempunyai cadangan devisa yang cukup besar untuk bermain di pasar uang. BI kemungkinan besar menunggu waktu yang tepat untuk memicu rupiah menguat, setelah selama pekan lalu rupiah mendapat tekanan yang cukup besar sehingga merosot tajam, katanya. Melemahnya rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan yang tidak ramai, pelaku lokal masih menunggu reaksi pelaku asing yang sedang menunggu laporan upah buruh AS yang akan diumumkan pada akhir minggu ini. Apabila laporan itu negatif, kemungkinan yen akan kembali menguat terhadap dolar AS, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS cenderung melambat, demikian Kostaman. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007