Kupang, NTT (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, NTT, menyatakan, sampai saat ini belum ada investor yang menanamkan modalnya di kabupaten Rote Ndao untuk mengelola rumput laut yang menjadi komoditas unggulan dari daerah itu.

"Sampai saat ini belum ada investor yang datang ke daerah ini, padahal potensi rumput laut di daerah ini cukup menjanjikan," kata wakil Bupati Rote Ndao, Jonas C Lun, saat dihubungi dari Kupang, Selasa.

Ia menjelaskan rumput laut merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar di Pulau yang berada di wilayah NTT. Semenjak 2009 komoditas rumput laut menjadi pengerak pembangunan perekonomian dan telah menghasilkan kurang lebih 23.077 ton rumput laut setiap tahunnya.

Oleh karena itu ia mengharapkan agar dalam beberapa tahun kedepan bisa ada investor yang datang dan membangun pabrik pengolahan di pulau tersebut agar pengolahannya tetap dilakukan di daerah itu.

"Sekarangkan sudah ada kapal Caraka Jaya Niaga III-2. Kalau ada pabriknya di sini tinggal dikelola baru dikirim dalam bentuk bahan yang sudah jadi," tutur Jonas.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Sabu Raijua Marthen D. Tome yang ditemui Antara di Kupang. Menurutnya sampai saat ini belum ada investor yang masuk untuk membangun pabrik pengolahan rumput laut di daerah itu.

"Oleh karena itu, kami membangun pabrik sendiri, kemudian hasilnya dikirim ke para pengusaha di Surabaya," kata Marthen.

Untuk saat ini pabrik pengolahan rumput laut tersebut hanya dibangun khusus untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah itu, dengan maksud untuk meningkatklan perekonomian masyarakat setempat.

Ia mengakui beberapa waktu lalu ada investor dari Surabaya yang ingin mengelola pabrik tersebut, namun ia Bupati Marthen mengharapkan agar para pekerjanya bisa diambil dari masyarakat di daerah itu.

"Ada kemungkinan kurang tertariknya investor ke Sabu karena kabupaten ini sangat terpencil dan belum dikenal. Padahal jika dilihat kami memiliki banyak produk lokal yang dapat dimanfaatkan untuk diekspor ke luar Indonesia, yakni garam, rumput laut dan bawang," kata dia.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016