Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan alokasi dana desa diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur yang berguna untuk desa.

Kalau infrastruktur desa sudah bagus maka dana desa baru bisa dipakai untuk membangunan sarana dan prasarana desa antara lain tempat persalinan, pendidikan anak dan pos kesehatan, kata Marwan usai Sidang Kabinet Paripurna di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan jika infrastruktur serta sarana dan prasarana desa sudah bagus maka dana desa bisa dipakai untuk pengembangan sektor ekonomi antara lain pertanian, peternakan atau badan usaha desa.

"Prioritas pertama ya untuk membangun infrastuktur antara lain jalan, irigasi, jembatan sederhana, talud. Kalau infrastruktur belum baik ya tetap harus fokus membangun infrastuktur dulu," imbuhnya.

Marwan mengatakan penyerapan dana desa pada 2015 mencapai 97,3 persen dari jumlah Rp20 triliun.

"Kalau ada majalah yang menulis bahwa penyerapan dana desa rendah cuma Rp20 triliun ya gimana. ya cuma ada Rp20 trilun mau gimana lagi," ucapnya.

Ia mengatakan penyerapan itu bisa dikatakan baik karena di awal Kabinet Kerja, kementerian yang dipimpinnya tidak bisa langsung bekerja sebegaimana kementerian lain sebab Kementerian Desa merupakan gabungan dari tiga instansi dari tempat lain.

Pada enam bulan pertama, Marwan masih fokus pada membentuk struktur dan mengisi orang-orang yang mengisi struktur.

"Kementerian ini kan baru terbentuk. enam bulan setela dilantik baru isi jabatan. Jangan disamakan dengan kementerian yang telah terbentuk atau yang tidak mengalami perubahan," imbuhnya.

Tentang dana desa tahun 2016, Marwan mengatakan jumlah alokasi dana desa mencapai Rp46,9 triliun dan dalam APBN Perubahan 2016 tidak mengalami perubahan.

Pewarta: Santoso
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016