Jakarta (ANTARA News) - Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Eric G John, menilai Timor Leste membutuhkan waktu tidak singkat untuk mewujudkan demokrasi. Pernyataan tersebut dikemukakan John kepada wartawan di Jakarta, Jumat, di sela-sela kunjungan kerjanya ke Indonesia, 6-10 Maret 2007. "Timor Leste bukan negara gagal, namun negara masih sangat-sangat muda, baru beberapa tahun berdiri, sehingga belum memiliki banyak pengalaman," katanya saat menanggapi keadaan terakhir di Timor Leste, yang dikhawatirkan sejumlah pihak dapat mengarah pada perang saudara. Menurut dia, untuk mewujudkan kehidupan demokrasi secara sempurna, Timor Leste perlu terus mengembangkan dan membangun kepemimpinan kuat. "Saat ini, dengan sejumlah tokoh nasionalnya, Timor Leste berupaya menuju ke sana. Saya kira rakyat Timor Leste juga terus memperjuangkan nasibnya," katanya. Dia mengatakan bahwa perbedaan pendapat di tingkat elit politik dalam iklim demokrasi adalah wajar. "Berita bagusnya, saya dengar, mereka sekarang mulai mengolah sumberdaya alamnya sebagai sumber pemasukan," katanya. Dia berharap keadaan politik dan keamanan di negara termuda di kawasan Asia Tenggara itu segera pulih. Sementara itu, pada awal pekan lalu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan pemerintah Indonesia mengharapkan keadaan politik dan keamanan di Timor Leste kembali pulih, sehingga negara itu dapat melaksanakan dua agenda penting, yakni pemilihan presiden dan anggota legislatif dalam beberapa bulan ke depan. "Sebagai negara tetangga, kita ingin Timor Leste aman dan damai. Oleh karena itu, kita berharap mereka mampu menyelesaikan pesoalannya," katanya. Sementara itu, pasca-rentetan kerusuhan dengan korban jiwa di negeri itu, polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, mengatakan akan manambah anggota di ibukota Leste, Dili, yang rusuh setelah seorang mantan menteri dengan banyak pendukung dihukum lebih dari tujuh tahun penjara. Usaha gagal pasukan Australia pekan lalu untuk menangkap pemimpin pemberontak Mayor Alfredo Reinado, yang masih berkeliaran, memicu kerusuhan di Dili dan tempat lain. Sejumlah unjukrasa menentang kehadiran pasukan Australia oleh warga Timor Leste juga memperkeruh keadaan. Timor Leste adalah salah satu negara terbaru dan termiskin di dunia. Negara itu dijadwalkan menyelenggarakan pemilihan umum pada 9 April dan keamanan dikuatirkan memburuk. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007